Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dia Kota Berbau Uang!

Kompas.com - 24/10/2012, 08:30 WIB

Rupanya, suhu di sini sangat mempengaruhi pilihan wisatawan. Di mana saat musim dingin, udara kerap tak pernah membeku. Mereka menyebutnya udara lembut di musim dingin, karena tak membuat menggigil. "Dan di musim panas, biasanya tak pernah terlalu panas, tak seperti di Perancis selatan," tutur wanita tersebut.

Benar sekali! Karena di kota saya Montpellier yang berada di Perancis selatan, saat musim panas, bukan main, gahar benar si raja api itu membakar tubuh kami rasanya. Sampai-sampai, untuk keluar pun kami dibuat malas… saking panasnya! Perbandingannya adalah, di kota saya, suhu 40 derajat jadi langganan di musim panas. Di kota Biarritz ini, katanya, suhu 40 derajat itu adalah rekor yang terjadi di tahun 2003. Wah enak sekali…

Jadi, menurut wanita yang berkecimpung di bidang pariwisata itu, mengapa ada istilah kota Biarritz berbau uang, lebih karena sejarahnya. Meskipun tak bisa dihindari, sebutan itu masih boleh dibilang berlaku hingga saat ini. Karena memang banyak kalangan kelas atas yang memilih kota Biarritz sebagai tempat tinggal dan berlibur.

Sesuai dengan petunjuk dari petugas pariwisata tersebut, kami pun memulai menjelajahi kota ini. Benar sekali, pantai Biarritz yang luas, sangat enak dipakai sebagai jalan kaki. Tujuan kami yang pertama saat itu adalah melihat karang perawan, karena pas di depan museum laut di mana, kedua anak kami sudah tak sabar ingin segera mengunjunginya.

Karang perawan! Primadona yang digunakan sebagai foto kartu pos. Begitu terkenal, karena batu karang ini menyerupai lambung kapal yang panjang, dengan patung Maria di atasnya. Unik, karena dalam batu karang dibuat sebuah lorong mengakses ujung dermaga. Dari bagian atas batu karang ini, kita dapat mengagumi Teluk Biarritz, dua sisi pantai, dari bagian Basque hingga Pyrenées.

Puas mengagumi hasil pahatan alam, kami segera menuju museum laut. Mengejar atraksi yang sudah tak sabar dinantikan anak kami, yaitu memberi makan bayi anjing laut. Museum ini, sangat menarik, khususnya bagi para wisatawan yang datang dengan anak-anak mereka. Tapi mereka yang belum berkeluarga saja banyak yang ikutan antre. Pantas saja begitu beken, museum ini, karena memang sangat menarik!

Museum yang dibangun tahun 1933 ini tidak hanya berisi aquarium, namun juga memamerkan berbagai jenis peralatan yang berhubungan dengan air dari zaman dulu hingga saat ini lengkap dengan keterangannya. Satu ruangan menyediakan kolam di mana para pengunjung bisa menyentuh langsung binatang dan hewan laut. Menonton bagaimana para petugas, memberi makan ikan hiu. Sayangnya, pertunjukan ini  hanya tiga kali seminggu dan saat itu, kami tak beruntung.

Tapi untungnya masih ada atraksi menarik yang bisa kami tonton yaitu memberikan makan kepada anjing laut. Sambil memberikan makan kepada anjing laut, petugas hewan tersebut menerangkan latar belakang dan kebiasaan setiap anjing laut yang ada di sana. Bahkan beberapa bayi anjing laut yang telah lahir dan kini menjadi ibu juga diperkenalkan kepada penonton. Tentu saja hal ini membuat anak-anak yang melihatnya terpesona. Atraksi ini hanya dilakukan dua kali sehari, pagi dan sorenya. Sayangnya animasi ini dalam bahasa Perancis saja.

Berhubung waktu makan sudah tiba, kami pun mencari santapan sesuai dengan buku petunjuk kami. Kami menemukan daerah pelabuhan tua yang dibangun tahun 1870. Dulunya pelabuhan ini digunakan bagi para nelayan. Bahkan ada kota kecilnya (istilahnya), di mana para nelayan bisa beristirahat di sana. Kini lebih menjadi tempat turis, keindahan dari tempat kecil ini masih memikat.

Pantai yang berada seolah menjadi teluk sangat nyaman dipakai sebagai tempat bersantai. Beberapa restoran menyajikan masakan khas setempat. Kali itu kami berempat memilih sajian laut. Ikan bakar hasil tangkapan pagi itu, dan cumi bakar kegemaran saya. Nikmat sekali dan soal harga, sangat sesuai dengan kualitas makanan dan pelayanan yang simpatik.

Setelah perut merasa senang karena telah diisi dengan sajian nikmat, kami memutuskan untuk menyusuri pantai Biarritz. Suami dan kedua anak saya kalau sudah bertemu dengan pantai dan laut, lupa diri!

Handuk pantai segera ditebarkan dan mereka bertiga langsung asyik bermain pasir dan bermain ombak. Saya yang saat itu tak bisa ikut mereka berenang, memilih menikmati kotanya saja. Apalagi menurut, petunjuk yang saya baca, kota Biarritz sangat asyik dinikmati dengan berjalan kaki. Dan tentunya, karena saya sudah mengincar sepatu sendal ciri khas Basque (dari kain kanvas dan alasnya dari karet serta sulaman rami) juga kue khas daerah sini yang katanya lezat sekali.

Jadilah saya berkeliling kota sendirian. Wow... saya berkali-kali berdecak kagum, bukannya apa-apa. Selama saya  berjalan, mata ini kerap dihadang oleh bangunan indah dan mewah, khas para bangsawan yang mana masih merupakan tempat tinggal penduduk setempat. Juga hotel-hotel luksnya.

Butik-butiknya tak kalah menarik, hanya saja yang saya incar hanya satu yaitu toko sepatu Paregabia. Berbagai model ditawarkan, dan warnanya sangat memikat. Harganya, dari yang tak terlalu mahal hingga ratusan. Saya hanya mengincar model klasik, yang biasa dipakai untuk santai. Empat pasang sepatu sandal espadrille pun saya beli, bukan untuk saya semua tentunya, tapi untuk suami dan kedua buah hati. Sengaja saya pilih yang warnanya menyolok, biar kelihatan lebih chic!

Tujuan berikutnya adalah mengincar dua toko kue yang menurut orang tak boleh dilewatkan yaitu Maison Adam dan Paries. Di Maison Adam (membuat saya senang karena namanya sama dengan anak sulung saya), beberapa kotak berisi macarons saya beli. Hanya ada satu rasa, tapi dijamin sekali makan langsung ketagihan!!

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

Travel Tips
Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Travel Update
Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Travel Update
Artotel Gelora Senayan Resmi Dibuka April 2024, Ada Promo Menginap

Artotel Gelora Senayan Resmi Dibuka April 2024, Ada Promo Menginap

Travel Update
Artotel Group Akuisisi Hotel Century Senayan, Tetap Ada Kamar Atlet

Artotel Group Akuisisi Hotel Century Senayan, Tetap Ada Kamar Atlet

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com