Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerajinan Perak Berlapis Emas Putih Disukai Wisatawan

Kompas.com - 24/10/2012, 16:12 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai produk kerajinan perak berlapis emas putih yang diproduksi perajin Kotagede, Kota Yogyakarta, diminati konsumen. "Sekarang ini jenis castingan (kerajinan perak dengan lapisan luar emas putih) lagi ngetren dan lebih diminati dibandingkan produk biasa," kata Agung, perajin dan pemilik toko kerajinan perak "Dewi Silver" di Jalan Kemasan Kotagede, Yogyakarta, Rabu (24/10/2012).

Menurut dia, perak lapis emas putih lebih disukai konsumen terutama dari kalangan turis dan wisatawan karena produknya lebih terlihat mengkilat dan terkesan mewah jika dikenakan.

"Dari harganya memang lebih mahal dibanding perak biasa, bisa dua kali lipat dari perak biasa. Secara keseluruhan perbandingan sekitar 60 persen (perak castingan) dan 40 persen (perak biasa)," katanya.

Agung menyebutkan, perak castingan seperti cincin dijual paling murah sebesar Rp 100.000 per buah, sedangkan perak biasa Rp 50.000 per buah. Untuk paling mahal harganya bisa mencapai jutaan rupiah.

Menurut Agung, inovasi pengembangan perak lapis emas sudah diproduksi sejak beberapa tahun lalu. "Untuk membuatnya harus dua kali kerja, jadi harganya memang lebih mahal," katanya.

Toko yang didirikan sejak 1960-an itu mempunyai tiga perajin tetap dan mampu memproduksi sebanyak 100 kerajinan perak kecil-kecil tiap minggu. Sejak awal berdiri, model perak terus berkembang dari awalnya cindera mata kenegaraan, hiasan interior dalam kaca, pigura hingga berbagai aksesoris seperti gelang, cincin dan kalung.

"Kalau diperkirakan ada 100 lebih model kerajinan perak dan pengembangannya, namun yang paling diminati kerajinan perak aksesoris karena harganya paling terjangkau," katanya.

Agung menambahkan, pihaknya memang tidak bisa menghitung berapa jumlah pastinya kerajinan yang terjual tiap bulan. "Namun kalau omzet kotor rata-rata Rp 20 juta sebulan, sedangkan pas ramai seperti liburan sekolah bisa sebesar Rp 40 juta sebulan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com