Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelopor Perajin Batik di Kota Bogor

Kompas.com - 29/10/2012, 02:37 WIB

Usaha membatik dengan motif khas Kota Bogor yang dilakukan Siswaya dan Rukayah rupanya menarik perhatian Wali Kota Bogor Diani Budiarto dan istrinya, Fauziah. Diani Budiarto lalu meminta Siswaya menunjukkan beberapa contoh motif batik yang bisa dijadikan ikon batik Kota Bogor.

”Beberapa motif yang kami ciptakan kemudian disetujui Wali Kota (sebagai salah satu ikon batik Kota Bogor), seperti motif rusa tutul, yang memang idenya kami ambil dari rusa koleksi Istana Bogor, dan motif Tugu Kujang,” tutur Siswaya.

Maka, pada Hari Jadi Ke-527 Kota Bogor tahun 2009, batik-batik dengan motif khas Kota Bogor itu pun diluncurkan Fauziah sebagai Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kota Bogor. Batik-batik yang diproduksi Siswaya dan Rukayah itu kemudian dikenal dengan nama Batik Bogor Tradisiku (BBT).

Motif andalan BBT adalah kujang kijang sebagai perlambang ketenteraman dan keamanan Kota Bogor dan motif hujan gerimis yang merupakan wujud Kota Bogor sebagai ”Kota Hujan”.

Diani Budiarto juga mengimbau pegawai negeri sipil pada berbagai instansi di lingkungan Pemerintah Kota Bogor sampai murid SD di kota itu mengenakan baju batik setiap hari Kamis, terutama produk BBT. Dukungan dari Pemerintah Kota Bogor itu membuat BBT semakin dikenal.

”Wali Kota sering memberi cendera mata BBT untuk tamu-tamu dari mancanegara yang berkunjung ke Pemerintah Kota Bogor,” ungkap Siswaya.

Tujuan wisata

Tak hanya produk BBT yang dikenal orang. Wisatawan asing dan lokal pun menjadikan galeri BBT di Jalan Jalak 2, Kota Bogor, dan bengkel kerja BBT di Cibuluh sebagai salah satu tujuan wisata di Kota Bogor.

”Wisatawan asing bisa melihat langsung pembuatan batik di Bogor, tak terlalu jauh dari Jakarta,” ujar Siswaya.

Dengan tenaga pembatik yang relatif terbatas, produksi batik Siswaya-Rukayah setiap bulan sekitar 100 lembar batik tulis, sekitar 1.000 lembar batik cap, dan sekitar 4.000 lembar batik printing. Harganya sangat bervariasi, mulai Rp 100.000 sampai Rp 2,5 juta per lembar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com