Siswaya semakin yakin pilihan usahanya tak salah. Tahun 2011, BBT dibawa berpromosi oleh Kementerian Perdagangan. Siswaya pun membawa produknya berpameran ke sejumlah negara, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Belanda, Jepang, dan China.
”Prospek batik Indonesia cerah, saya optimistis,” kata Siswaya. Apalagi, awal September lalu, Lisha, anak sulungnya yang juga bekerja di BBT, bersama dua desainer Indonesia difasilitasi Kementerian Perindustrian untuk bekerja sama dengan tiga desainer Jepang guna menciptakan motif-motif batik yang akan dipasarkan di Jepang.
Di Bogor, Siswaya tetap berusaha memasyarakatkan batik. Ia, antara lain, membuka kursus membuat batik tulis setiap hari Sabtu dan Minggu.
”Ke depan, kami berangan-angan di Kota Bogor nanti ada kampung batik. Saya ingin mewujudkan hal itu,” kata Siswaya seraya menambahkan, jejaknya telah disusul dua perajin batik di kota itu, yang juga mengusung motif berciri khas Kota Bogor. (FX Puniman Wartawan, Tinggal di Bogor)