Oleh Fransisca Romana Ninik
TAJ MAHAL barangkali adalah sebuah ”kewajiban” bagi pelancong di India. Namun, bagi Anda yang menyukai petualangan yang berbeda di Negeri Barata ini, Anda bisa mendatangi tempat-tempat bersejarah lain yang bertebaran di banyak kota.
Kemegahan, kisah, dan atmosfer di sekitarnya sungguh meninggalkan jejak berkesan.
Pelosok India menjanjikan eksotisme yang tidak terlalu terasa di kota besar seperti New Delhi atau Mumbai. Salah satu suguhan tempat wisata sejarah yang menarik bisa didapatkan, di kota Sarnath, Negara Bagian Uttar Pradesh dan di Bodhgaya, Negara Bagian Bihar. Bagi pemeluk agama Buddha, kedua tempat ini juga sekaligus menjadi tujuan ziarah karena erat kaitannya dengan kehidupan Sang Buddha Gautama.
Stupa Dhamek menjulang megah di kota Sarnath. Dari New Delhi, tempat ini bisa dicapai melalui udara selama kurang lebih 1 jam atau semalam dengan kereta api tujuan Varanasi. Dari Varanasi, Anda bisa naik kendaraan dengan jarak sekitar 10 kilometer.
Pemandu wisata, Prem Narain Singh, menuturkan, lebih dari 2.500 tahun yang lalu, Buddha memberikan khotbah yang pertama kepada lima pengikut pertamanya setelah mencapai pencerahan. ”Kemungkinan stupa ini dibangun sekitar tahun 500 semasa pemerintahan Raja Ashoka untuk menandai tempat suci ini,” ujar Prem.
Menjelang senja, udara pada akhir musim panas masih terasa hangat dan lembab. Bus berjalan pelan dari Varanasi menuju Sarnath, melewati jalan yang di kanan kirinya terbentang padang rumput, pepohonan, dan sedikit rumah. Tak sampai 30 menit, bus berhenti di sebuah kompleks yang dikelilingi pagar dan hamparan rumput yang hijau. Luas seluruh kompleks sekitar 2,8 kilometer persegi.
Sebelum mendekati stupa, di sekitarnya tampak beberapa kompleks reruntuhan bangunan. Itu adalah sisa-sisa Stupa Dharmarajika, juga Candi Mulgandhakuti.
Dari pintu masuk, sosok Stupa Dhamek sudah terlihat menjulang. Tingginya 43,6 meter dengan struktur seperti tabung bertumpuk. Diameter dasar stupa mencapai 28 meter. Pada batas-batasnya terukir pola geometris dan bunga-bunga serta sosok manusia dan burung.
Sebagian bangunan stupa terbuat dari batu dan sebagian lain dari batu. Warna coklat batu-batu penyusunnya tampak kontras dengan langit biru yang melatarbelakanginya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.