Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membuat Tenun Banyak Tekniknya

Kompas.com - 24/11/2012, 07:27 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir seluruh daerah di Indonesia memiliki kain tenun, dengan corak khas yang berbeda-beda. Beragam motif kain tenun tersebut dapat dilihat di Museum Tekstil yang berlokasi di Jl. Aipda K.S Tubun No. 2 – 4 Jakarta Pusat, yang memiliki koleksi kain tenun dari beberapa daerah di Indonesia.

Semua orang mengakui bahwa membuat kain tenun itu tidaklah mudah, dan ternyata dalam proses pembuatannya kain tenun memiliki beberapa teknik.

Benny Gratha, Asisten Kurator Museum Tekstil, menjelaskan kepada Kompas.com beberapa teknik tersebut. Teknik yang paling mudah ialah teknik sederhana. Dalam pembuatan teknik sederhana ini, biasanya menghasilkan kain dengan motif polos, lurik, atau kotak-kotak, biasanya menjadi khas tenun daerah Jawa terutama Jogja.

Teknik pembuatan yang kedua ialah pakan atau lungsi atau yang banyak dikenal dengan songket. Pakan ialah sebutan untuk kain dengan bentuk benang mendatar, sedangkan lungsi ialah sebutan untuk kain dengan bentuk benang yang vertikal.

Benny mengatakan, songket daerah Sumatera, biasanya menggunakan benang berwarna emas atau perak, sehinga terlihat lebih berkilau. Sedangkan songket dari daerah Bali terbuat dari katun atau sutera.

Selanjutnya ialah tenun ikat. Pada tenun ikat, hampir sama seperti tenun pakan atau lungsi. Bedanya, pada setiap pakan dan lungsi, diikat terlebih dahulu. Kemudian dicelup ke bahan pewarna yang biasanya menggunakan pewarna alami, lalu kemudian ikatan dibuka. Hasil tenun ikat ini berupa corak warna yang dimiliki lebih banyak.

"Makin banyak warna, makin banyak dicelup," kata Benny.

Wilayah barat seperti Sumatera dan Jawa biasanya menggunakan teknik ikat pakan, sedangkan ikat lungsi biasanya digunakan oleh masyarakat wilayah Timur, kecuali Sulawesi yang menggunakan kain tenun ikat pakan.

Ada juga teknik gabungan, yaitu menggabungkan teknik songket dengan teknik ikat. Biasanya disebut dengan limar, mayarakat daerah yang sering membuatnya ialah Palembang dan Bangka Belitung. Di Bangka Belitung kerap disebut cual.

Selanjutnya, pembuatan tenun yang paling sulit ialah teknik dobel ikat, yaitu menggabungkan pakan dan lungsi, agar keduanya menemukan presisi atau ketepatan untuk membentuk suatu corak kain. Pembuatannya sangat sulit, sehingga tidak heran bila harga sehelai tenun bisa mencapai puluhan juta.

Menurut Benny, di dunia hanya ada tiga daerah yang membuat kain tenun semacam ini, yaitu di India, Jepang, dan Indonesia tepatnya di Bali. Di Bali, tenun dobel ikat ini dibuat di daerah Tenganan Penggringsing, sehingga orang banyak menyebut dengan Tenun Gringsing. Biasanya dipakai pada saat upacara adat.

Di Lampung, kain tenun disebut dengan tapis. Tenun yang dibuat menggunakan teknik ganda, yaitu menggabungkan teknik sederhana dengan sulam tangan, karena beberapa motif pada kain ada yang dibuat dengan disulam atau kerap disebut sulam tekad.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

    Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

    Travel Update
    Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

    Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

    Travel Update
    Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

    Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

    Hotel Story
    Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

    Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

    Travel Update
    5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

    5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

    Jalan Jalan
    Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

    Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

    Travel Update
    4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

    4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

    Jalan Jalan
    Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

    Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

    Travel Update
    5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

    5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

    Jalan Jalan
    Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

    Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

    Travel Update
    Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

    Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

    Jalan Jalan
    Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

    Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

    Travel Update
    Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

    Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

    Travel Tips
    Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

    Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

    Travel Update
    5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

    5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

    Travel Tips
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com