Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batik Gemawang, Disukai Para Istri Menteri

Kompas.com - 24/11/2012, 07:43 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

AMBARAWA, KOMPAS.com - Jika Anda pecinta batik dan ingin menambah koleksi batik non mainstraem? Datanglah ke Desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang. Desa ini memiliki produk unggulan yakni batik Gemawang. Sejak kemunculannya awal tahun 2006, batik produksi para perajin yang tergabung dalam kelompok belajar usaha (KBU) Batik "Nyi Ageng Pandanaran" ini telah memproduksi puluhan motif yang eksklusif.

Menurut pendiri Batik Gemawang, Abdul Kholiq Fauzi, motif kopi adalah brand awal batik Gemawang yang diciptakannya karena terinspirasi kehidupan petani kopi dan tanaman kopi yang akrab dengan keseharian masyarakat Desa Gemawang. Kemudian muncul motif-motif lain yang juga tak jauh dari alam sekitar, seperti tala madu, baruklinting, sepur kluthuk, dan gedongsongo.

"Kami hanya menyediakan batik asli handmade, bukan printing atau kain motif. Ada 28 motif untuk jenis batik cap. Sedangkan untuk batik tulis, setiap empat helai kain batik kita ganti motif, ini semata-mata demi menjaga kualitas eksklusivitas dari konsumen," ungkapnya, Jumat (23/11/2012).

Warna-warna yang dituangkan dalam kain batik, ungkap Fauzi, menggunakan pewarna alami atau dikenal dengan istilah indigofera. Istimewanya, pewarna indigo sebagian besar dibuat oleh masayakat setempat dari Tom, sejenis tumbuhan polong yang tumbuh sebagai gulma bagi tanaman kopi. Coraknya yang khas di luar mainstream batik pesisiran (Semarang, Pekalongan, Lasem) maupun batik pedalaman (Jogja, Solo) membuat batik Gemawang banyak diburu oleh pecinta batik.

Tak terhitung, para pejabat baik daerah maupun nasional juga pernah memakai batik Gemawang. "Alhamdulillah workshop kami menjadi salah satu tujuan paket wisata one day tour Jawa Tengah.

"Tahun 2011 Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) juga berkunjung dan banyak anggotanya yang kemudian menjadi pelanggan kami," kata Fauzi.

Jika tertarik, Anda bisa berkunjung ke Desa Gemawang yang terletak 60 kilometer ke selatan dari kota Semarang atau 12 kilometer dari Ambarawa arah Yogyakarta. Dari lokasi jalan masuk depan Cafe Banaran 9 yang terkenal dengan kopi robustanya itu, kemudian masuk jalan sebelah timur sekitar 100 meter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

    Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

    Jalan Jalan
    Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

    Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

    Travel Update
    Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

    Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

    Jalan Jalan
    Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

    Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

    Jalan Jalan
    Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

    Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

    Travel Update
    The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

    The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

    Jalan Jalan
    Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

    Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

    Travel Tips
    Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

    Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

    Travel Update
    Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

    Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

    Travel Update
    13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

    13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

    Travel Update
    Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

    Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

    Travel Update
    Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

    Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

    BrandzView
    Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

    Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

    Travel Update
    Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

    Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

    Travel Update
    ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

    ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com