Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namyangju, Wisata Inspirasi

Kompas.com - 29/11/2012, 07:48 WIB

Oleh Andy Riza Hidayat

Perlu diakui, gelombang budaya Korea tengah menyihir sebagian belahan dunia. Lagu, sinetron, film layar lebar, cerita fiksi, dan yang sedang ngetren tarian Gangnam Style adalah buktinya.

Saya berkesempatan melihat beberapa tempat yang menjadi dapur kreativitas budaya Korea, salah satunya Studio Film Namyangju atau disebut juga dengan Seoul Universal Studio.

Sebelum sampai ke tempat ini, bayangan saya hanya dapat menikmati dunia seputar film. Ternyata saya dan rombongan yang tergabung dalam Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendapatkan sesuatu lebih dari bayangan awal.

Tempat ini bukan hanya menjadi tempat berkarya pelaku kreatif, melainkan berkembang menjadi tempat tujuan wisata. Beberapa orang yang telah mengunjungi tempat ini memberikan testimoni positif. Studio yang diklaim Pemerintah Korea sebagai yang terbesar di Asia itu menjadi kiblat pembuatan film Korea. Dialah kekuatan tersembunyi di balik kebangkitan film Korea.

Namyangju terletak di pebukitan dengan batu cadas yang mengelilingi. Area seluas 1,32 juta meter persegi ini jauh dari kebisingan kendaraan bermotor. Kami merasakan desir angin semilir, suara batu yang terlindas kaki, serta cicitan burung, hmmm, segarnya.

Studio film ini berada di selatan kota Seoul. Di area ini tersedia enam studio dalam ruangan dan hamparan luas studio luar ruangan. Lanskap studio menawarkan keindahan dan keasrian alam, lebih pas jika disebut tempat wisata. Pengelola studio menyediakan penginapan sekelas hotel berbintang, rumah makan, museum, pusat belanja, dan sarana transportasi di dalam area studio.

Angan saya melayang, membayangkan film-film asal Korea, seperti Joint Security Area (JSA) arahan sutradara Im Kwon-taek. Film yang dibintangi Lee Young-ae, Lee Byung-hun, dan Song Kang-ho dibuat dari novel Demilitarized Zone karya Park Sang-yeon. Film ini bercerita tentang insiden penembakan fatal di perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan.

Saksi sejarah

Ketua Badan Perfilman Korea Kim Eui-suk mengatakan, Namyangju menjadi salah satu episentrum gelombang budaya Korea. Pembangunannya memakan waktu tujuh tahun dari 1991 sampai akhirnya dipakai pada tahun 1997.

Pemerintah Korea Selatan bangga dengan Namyangju. Dalam situs visitkorea.org.kr tempat ini ditawarkan sebagai salah satu obyek kunjungan wisata. Pengunjung dapat menyaksikan langsung proses pembuatan film Korea. Apabila mau, bisa melihat per adegan hingga pembuatan film selesai. Saya berkesempatan melihat salah satu adegan film dengan latar di sebuah ruang pengadilan.

Museum Film Korea yang tersedia di tempat ini merekam jejak sejarah film Korea dari zaman pendudukan Jepang hingga era mutakhir. Salah satu penggal sejarah itu terjadi pada tahun 1990, ketika pemerintah mencabut aturan sensor film. Pada saat itu, industri film Korea justru berkembang pesat.

Beberapa tokoh penting dalam perjalanan film Korea juga ditampilkan di museum ini, salah satunya sutradara Sang Okk-sheen. Dialah sutradara yang pernah diculik tentara Korea Utara karena memperjuangkan kebebasan melalui karya-karyanya.

Mengangkangi perbatasan

Di studio alam Namyangju terdapat tempat favorit wisatawan yang menjadi latar pembuatan film JSA. Lokasi tersebut merupakan tiruan dari lokasi sebenarnya di Panmunjeom, tempat perjanjian damai dibuat antara Korea Selatan dan Korea Utara tahun 1953.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com