Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Balik Rerimbunan Bakau Balikpapan

Kompas.com - 22/12/2012, 10:03 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani Julius

Penulis

Masuk lebih ke dalam, pelancong akan bertemu dengan percabangan jembatan, satu mengarah ke suar pemantau setinggi lima meter. Satu lagi mengarah ke hutan yang lebih rimbun, agak gelap, dan berhawa lebih sejuk. Keduanya kembali bertemu di sebuah jembatan besar yang berada di atas Sungai Sidomulyo. Dari atas jembatan itu pelancong bisa menonton dan memotret kapal-kapal kayu bermesin maupun kelotok yang lalu lalang keluar masuk sungai Sidomulyo.

Selepas menyeberang jembatan masukilah kantung kedua kawasan mangrove yang tentu suasananya tak kalah eksotik dan rimbun. Sekadar wanti-wanti, sepanjang petualangan itu pelancong harus hati-hati dengan dahan-dahan pohon melintang ke sana kemari di atas ulin. Kebanyakan setinggi bahu orang dewasa. Bila tidak hati-hati kepala bisa terantuk karenanya.

Semua yang ada di dalam hutan bisa dinikmati dan diabadikan. Anak-anak sekolah kerap masuk ke sana untuk ekowisata. Muda mudi menyiapkan foto pre-wedding. Peneliti dan wisatawan asing pun kerap tak melewatkan waktu mampir. Para pehobi fotografi meluangkan waktu mengabadikan satwa tersembunyi dan suasana mistis di dalamnya baik untuk koleksi pribadi ataupun komunitasnya, baik dengan cuma kamera ponsel ataupun kamera sebesar ‘bazoka’.

“Lebih dari itu, andalannya adalah kesegaran udara yang tidak Anda dapatkan dimanapun di Kota Balikpapan. Namanya hutan mangrove, di situ penyedot karbondioksida terbesar. Jadi berada di baliknya, tentu terasa sekali udara yang sangat segar,” kata Tegowadi.

Di Balik Dinding Sekolah

Kebanyakan warga Balikpapan mengenal hutan mangrove sebagai hutan SMA Negeri 8, meski secara geografis bagian di RT 42 Kelurahan Margomulyo. Pasalnya, hutan ini tepat berada di balik dinding sekolah SMAN 8.

Tidak sulit mengunjungi tempat ini. Pelancong yang datang ke Balikpapan dengan pesawat cukup mengeluarkan uang Rp 3.500 untuk naik angkutan kota warna hijau (di Balikpapan disebut taksi) dari Bandara Sepinggan ke terminal Damai di BP (Balikpapan Permai). Dari BP pindah taksi warna kuning jurusan Rapak (daerah yang disebut sebagai Kilometer 0 Balikpapan), juga dengan ongkos Rp 3.500. Dari Rapak, pelancong bisa melanjutkan perjalanan dengan menyewa ojek.

Ada sedikit kejengahan dengan para tukang ojek ini. Pelancong harus pintar-pintar tawar menawar harga pengantaran dengan mereka. Jarak dari Rapak ke SMAN 8 sekitar 2 kilometer saja. Namun aspal jalan yang dilalui keriting alias rusak. Karenanya bila beruntung bisa memperoleh harga Rp 10.000 per ojek atau semahal-mahalnya Rp 20.000 untuk sampai ke sekolah ini.

Kawasan ini sendiri buka pada pukul 08.00 dan ditutup pada pukul 17.30. Jadi, lewat dari jam itu lebih baik urungkan niat memasuki hutan dan kembali lagi esok hari.

Sesampai di SMAN 8, masukilah gang kecil berlantai kayu ulin tepat di samping kiri dinding sekolah itu. Dari sinilah petualangan dimulai. Jarak mulut gang ke pintu masuk hutan sekitar 100 meter. Pintu masuk sendiri berbentuk gerbang dua pintu.

Kendati ada bilik kecil semacam loket tempat penjualan tiket, namun memasuki gerbang ini tidak perlu membayar tiket. Gerbang ditunggui warga pengawas hutan. Cukup merogoh kocek seiklasnya bagi si penjaga pintu bila ingin melewati gerbang sebagai penghargaan untuk yang menjaga dan merawat kawasan itu.

“Rencananya akan dikelola pemerintah daerah. Tapi belum juga, padahal sarana sudah jadi. Karena itu kami tidak berani menarik karcis karena harus ada pengelolanya,” kata Tegowadi.

City Guide

Melancong ke Balikpapan jangan lupa sambil menenteng ‘city guide’, semacam peta lokasi-lokasi wisata di Balikpapan. City guide ini sangat membantu pelancong bertualang ke berbagai obyek wisata. City guide berisi sedikitnya 15 obyek wisata Balikpapan serta bagaimana menjangkaunya hingga urusan berapa biaya yang mesti dikeluarkan.

Kawasan mangrove salah satu di antaranya. Mangrove adalah salah satu dari obyek wisata alam liar lain, seperti kawasan hutan lindung tempat tinggal satwa orang utan, beruang madu, bekantan, serta habitat kantung semar yang terbilang langka, di tempat seperti Kawasan Wisata Pendidikan Lingkungan Hidup (KWPLH) dan Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW).

“Ada 15 obyek wisata utama. Termasuk hutan lindung, yang di dalamnya ada bahari atau pantai dan lingkungan. Termasuk disini adalah mangrove,” kata Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Balikpapan, Dra. Doortje Marpaung, MM.

City guide bisa didapatkan di sejumlah counter tourism baik di Bandara Udara Sepinggan atau di Pelabuhan Kapal Laut Semayang. Dari mana pun pelancong datang, soal informasi sejatinya jadi tidak sulit dengan City Guide.

Mintalah petunjuk lisan dari penjaga counter tourism information lalu dapatkan city guide yang berisi titik-titik lokasi wisata serta panduan transportasi beserta ongkos yang harus dikeluarkan selama perjalanan ke tiap titik obyek wisata. Maka bertamasyalah dengan lancar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com