Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Liburan, Belajar Menanam Air

Kompas.com - 25/12/2012, 15:42 WIB

LIBUR telah tiba. Tidak ada salahnya mengajak anak-anak ke Hutan Organik, yang jaraknya hanya sepelemparan batu dari Jalan Raya Puncak di Megamendung, Kabupaten Bogor. Selain menikmati kesejukan dan ketenangan, di hutan ini Anda juga bisa mengajak anak-anak belajar ”menciptakan” hutan sekaligus belajar menanam air.

Hutan Organik dikelola Kelompok Tani Megamendung di lahan seluas 12 hektar. Dari Pertigaan Gadog, Hutan Organik ini berjarak lebih kurang 5 kilometer ke arah Cisarua, lalu berbelok ke kiri di pertigaan Megamendung Pusdikresitel. Hutan itu berada lebih kurang 2 kilometer dari pertigaan tersebut.

Akhir November lalu, kami mengunjungi Hutan Organik itu. Kami diterima di gazebo berbahan serba kayu. Kebetulan, saat itu ada pelatihan menanam dan merawat pohon sejumlah anggota TNI. Semua duduk lesehan di lantai papan, menyimak tayangan foto tentang kondisi Hutan Organik sebelum dan sesudah penanaman pohon.

Udara di gazebo yang berada di ketinggian sekitar 700 meter dari permukaan laut itu begitu sejuk. Tidak terdengar suara berisik kendaraan bermotor yang melintas. Yang ada suara gesekan daun-daun dibuai angin. Dedaunan dari pohon yang merimbun membentuk hutan.

”Ada sekitar 40.000 pohon yang kami tanam, yang alhamdulillah sudah menjadi hutan,” kata Yuhan Subrata (26).

Ia adalah putra bungsu pasangan Rosita dan Bambang Subrata. Keluarga inilah yang bersama petani di sekitar lokasi telah memelihara Hutan Organik. Ada sekitar 120 jenis pohon kayu dan buah yang mereka tanam sejak 2002 di lereng bukit itu, yang semula merupakan lahan kritis dan tandus.

”Sekarang selain rimbun, mata air juga mulai muncul. Setidaknya ada 12 mata air saat ini,” tutur Yuhan.

Lahan seluas 12 hektar itu dibagi menjadi tiga zona, yakni zona konservasi seluas 6 hektar, zona tanaman ekonomi 4 hektar, dan 2 hektar untuk zona pemanfaatan.

Selain ada kolam ikan dan kandang ternak, di zona pemanfaatan ini juga ada beberapa penginapan. Penginapan ini berupa bangunan panggung semipermanen dengan dominasi bahan baku kayu. Penginapan ini bisa dimanfaatkan tamu-tamu yang hendak bermalam, menikmati suasana hutan sambil belajar menanam pohon dan ”membuat” hutan.

Pengunjung bisa datang dalam rombongan besar atau hanya datang bersama keluarga kecil.

Yuhan mengaku terbuka menerima siapa pun yang hendak belajar ekologi dan menanam pohon secara organik.

Pengunjung akan diajak masuk ke hutan dipandu instruktur lalu mempraktikkan cara menanam pohon yang benar dan tepat, yang bermanfaat untuk lingkungan sekaligus menguntungkan secara ekonomi bagi penanamnya. Ia ajarkan pula membuat pupuk organik mudah dan murah, tetapi tokcer untuk pertumbuhan pohon. Pupuk organik itu dari pelepah pisang busuk, bekatul, gula pasir, terasi, dan air.

Belakangan, Yuhan juga membuat be berapa paket kamping rombongan bertajuk eduforest mulai dari Rp 100.000 per orang hingga Rp 175.000 per orang.

Dengan biaya itu, peserta bisa mendapat pengenalan lingkungan, menanam pohon, outbond, serta api unggun. Selain itu, juga ada fasilitas khusus berupa motor trail dan motor ATV, tetapi dengan reservasi dahulu.

Makanan Sunda

Setelah lelah berjalan menerobos hutan, pengelola Hutan Organik ini juga menyediakan aneka makanan sunda. Seperti jengkol goreng, oncom, keredok, nasi bakar, dan nasi liwet, dengan sambal beserta lalapan popohan yang dipetik dari Hutan Organik.

Semua disantap dengan nasi hangat sambil duduk lesehan di gazebo, menikmati udara sejuk dan pemandangan pegunungan diteduhi pohon.

Bagi Anda yang suka memancing, di sini juga disediakan kolam ikan mas yang airnya bersumber dari salah satu mata air yang muncul dari hasil penghijauan. Ikan mas yang ditanam di sini bisa dipancing. Hasil memancing pun bisa minta disajikan sebagai santapan ikan bakar atau goreng. Kemudian dinikmati bersama nasi panas dan sambal terasi yang nikmat. (RTS/GAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com