Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Samsudiredja, Berbisnis dengan Inovasi

Kompas.com - 29/12/2012, 13:44 WIB

Samuel Oktora

Di tangan Samsudiredja Sunadim (61), usaha keluarga berupa produk rajutan yang ditanganinya sejak tahun 1980-an dapat bertahan sampai saat ini. Bahkan, laki-laki sarjana ekonomi itu dapat mengembangkan bisnis dengan memproduksi kain dan cairan pelapis khusus untuk penampung air hingga pupuk organik cair.

Samsudiredja juga bersyukur, dari krisis ekonomi yang terjadi tahun 1997, ancaman kebangkrutan yang menghantui usahanya justru menjadi titik tolak bisnisnya untuk berkembang.

”Krisis ekonomi tahun 1997 benar-benar masa yang sulit. Kurs dollar terus naik, harga benang juga melambung, sehingga kami harus hati-hati dalam menghasilkan produk tekstil saat itu. Saya pun harus memikirkan pengembangan produk yang benar-benar diminati dan dibutuhkan pasar,” kata Samsudiredja.

Pasar yang lesu ketika krisis ekonomi juga berdampak pada usaha Samsudiredja. Dari sekitar 500 karyawan yang sebelumnya dimiliki, ia harus mengurangi banyak karyawan. Kini, jumlah karyawannya sekitar 120 orang.

Ayah Samsudiredja sebelumnya memproduksi produk-produk tekstil, terutama produk rajutan (brokat, vitrase, dan kelambu) di Jalan Ujungberung, Bandung. Usaha tersebut mulai dirintis tahun 1970-an. Di usianya yang lanjut, sang ayah kemudian menurunkan bisnis keluarga itu kepada Samsudiredja dan ketiga adiknya.

Namun, Samsudiredja enggan mengelola. Dia menyerahkan bisnis tersebut kepada adik-adiknya untuk dilanjutkan. Dia lebih memilih membuka pabrik baru bekerja sama dengan seorang kawannya tahun 1980. Untuk berproduksi, mereka menyewa tempat di Jalan Arjuna, Bandung, dengan nama PT Surya Mas.

Dengan kegigihan dan ketekunan, usaha rajutan di tangan Samsudiredja dapat berkembang, hingga kemudian, tahun 1985, dia memutuskan berdiri sendiri. Bermodalkan pinjaman dari Bank Rakyat Indonesia, Samsudiredja mendirikan PT Catur Kartika Jaya di Desa Cileunyi, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Dia mendatangkan mesin dari Jerman.

Dari ketiga jenis produk yang dibuat (brokat, vitrase, dan kelambu), kelambu menjadi produk unggulan. Awalnya hanya diproduksi kelambu biasa (tanpa insektisida), kemudian Samsudiredja mencari terobosan dengan merancang kelambu dengan insektisida (permethrin, lambda-chyalothrin, deltamethrin).

Kelambu dengan merek dagang Duranet itu turut memberikan hasil baik dalam menurunkan angka malaria. Sebelum dipasarkan, efektivitas kelambu insektisida itu telah melalui uji laboratorium di Loka Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang, Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan, di Ciamis, Jawa Barat, tahun 2006.

Dari hasil uji laboratorium disimpulkan, kelambu celup insektisida itu efektif terhadap nyamuk Anopheles sp sampai dengan 20 kali pencucian karena kelambu tersebut masih mampu membunuh 90 persen atau lebih nyamuk.

Ekspor

Produk kelambu Samsudiredja tak saja diminati pasar dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Kelambu insektisida itu telah diekspor ke sejumlah negara, seperti Jepang, Australia, Singapura, Malaysia, Mauritius, Belanda, Kanada, Australia, juga Timur Tengah.

Tahun 2012, perusahaan Samsudiredja mendapat pesanan dari kontraktor yang memenangi tender di sejumlah instansi pemerintah, yaitu sekitar 12.000 kelambu untuk lingkungan TNI, 2.600 kelambu untuk Pemerintah Provinsi Papua, 1.010 kelambu untuk lingkungan Pemerintah Kota Bandung, serta 1250 kelambu untuk Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pascakrisis moneter 1997, laki-laki yang sudah beruban itu juga menangkap peluang lain dengan berinovasi menggunakan teknologi Belgia untuk mengembangkan produk kain dan cairan pelapis khusus (antibocor). Teknologi yang dinamakan Ecodur itu dapat difungsikan untuk menampung air.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

    Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

    Travel Update
    4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

    4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

    Jalan Jalan
    Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

    Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

    Travel Update
    5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

    5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

    Jalan Jalan
    Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

    Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

    Travel Update
    Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

    Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

    Jalan Jalan
    Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

    Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

    Travel Update
    Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

    Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

    Travel Tips
    Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

    Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

    Travel Update
    5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

    5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

    Travel Tips
    Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

    Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

    Travel Update
    8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

    8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

    Travel Tips
    Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

    Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

    Travel Update
    Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

    Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

    Travel Update
    Artotel Gelora Senayan Resmi Dibuka April 2024, Ada Promo Menginap

    Artotel Gelora Senayan Resmi Dibuka April 2024, Ada Promo Menginap

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com