Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Bahari Murah di Pintu Kota Kecil

Kompas.com - 05/01/2013, 13:46 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis

MANADO, KOMPAS.com - Selat Lembeh di Kota Bitung, Sulawesi Utara memang menyimpan segudang potensi wisata bahari yang tidak kalah dengan destinasi lainnya seperti Bunaken. Bahkan jika dilihat dari varian pulau-pulau dan kampung tepi pantai yang ada di sepanjang Selat Lembeh, bisa dikatakan Pulau Lembeh menawarkan hal yang tidak ada di Bunaken.

Selat sepanjang 16 km dengan lebar sekitar 1-2 km ini punya 88 titik spot penyelaman yang kaya dengan tawaran keindahan bahwa laut yang menakjubkan. Tak heran setiap hari dapat dijumpai wisatawan turun menikmati "menu bahwa air" selat Lembeh.

Selain itu perairan Selat Lembeh mempunyai peran multifungsi seperti kepelabuhanan, transportasi laut lokal, perikanan dan kelautan, kegiatan industri, perkapalan, pariwisata, basis keamanan laut, dan laboratorium alami.

Tapi yang kita akan tuju kali ini adalah sebuah kampung di Kecamatan Lembeh Utara yang bernama Pintu Kota Kecil, dengan biaya yang sangat terjangkau. Akses menuju ke kampung ini dapat ditempuh dengan menumpang perahu taksi bermotor tempel yang menanti di Dermaga Ruko Pateten, Aertembaga. Cukup dengan membayar jasa angkut Rp 7.5000 per orang, kita bisa sampai di Pintu Kota Kecil dengan waktu tempuh sekitar 20 menit.

Di sepanjang perjalanan kita akan disuguhkan dengan pemandangan kapal berbagai ukuran yang berlabuh di Selat Lembeh menanti jadwal bongkar muat muatan. Demikian pula dengan perahu-perahu nelayan tradisional yang terparkir di tepi daratan Pulau Sulawesi. Tak ketinggalan juga akan melewati dermaga milik Angkatan Laut RI dengan kapal-kapal perangnya.

Tidak itu saja dalam perjalanan kita akan melewati berbagai destinasi wisata Selat Lembeh, seperti Pulau Serena dengan Tanjung Karang Bolongnya. Pintu Kota Kecil merupakan sebuah kampung yang sederhana seluas kurang lebih 6 hektar. Dihuni sekitar 80 kepala keluarga yang semuanya merupakan suku Sanger. Mereka menggantungkan hidup dari mencari ikan di Laut.

Kampung yang masih menyimpan tradisi orang Sanger ini jika malam sering menarikan tarian Ampa Wayer, tarian pergaulan sesama warga. Menginaplah di rumah-rumah warga yang ramah menyambut setiap tamu yang datang. Jangan segan menego harga menginap, bahkan tak segan warga justru menawarkan menginap gratis.

Sempatkan bangun pagi-pagi untuk menikmati siraman matahari terbit di cekukan pantainya dan menanti nelayan yang datang setelah selesai melaut. Membeli ikan yang masih segar lalu langsung membakarnya di tepi pantai merupakan kenikmatan yang sangat murah.

Siangnya bisa kita habiskan dengan bersenda gurau dengan anak-anak nelayan di Pantai Pasir Panjang yang bisa dijangkau sekitar 15 menit. Pasir putih nan bersih menanti Anda dengan kesunyian yang membuai. Tidak ada penghuni di pantai ini. Dan jangan lupa membawa alat snorkeling untuk menikmati suguhan warna-warni kehidupan bawah laut.

Sorenya sunset akan tersuguh dengan warna keemasannya yang khas. Matahari seakan terbenam di balik tiang-tiang pelabuhan kontainer Bitung yang terlihat di kejauhan. Lalu lalang perahu-perahu nelayan menambah keindahan siluet sore menjemput malam yang terlihat dari mulai menyalanya lampu-lampu di daratan Bitung. Habiskan malam dengan menyanyi bersama warga desa yang terlatih secara alamiah dengan suara merdunya. Gitar dan string bas tradisional akan menemani harmonisasi suara Anda.

Pintu Kota Kecil adalah sebuah desa sederhana dengan keramahan masyarakat bahari yang mudah dijangkau serta murah untuk ongkos berwisata. Dari Manado menuju Terminal Bus Tangkoko Bitung bisa diakses dengan Bus Reguler dari Terminal Paal Dua. Biaya sekali jalan Rp 7.500 per orang. Setiba di Terminal Bus Tangkoko, sewalah ojek untuk mengantar ke Dermaga Ruko Pateten. Cukup bayar Rp 3.000 per orang.

Ikuti twitter Kompas Travel di @KompasTravel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com