Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkab Badung Tata Kawasan Taman Ayun

Kompas.com - 08/01/2013, 14:11 WIB

BADUNG, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Badung, Bali, akan menata jalan di depan Pura Taman Ayun, Mengwi, sebagai tempat pejalan kaki atau pedestrian untuk menindaklanjuti pengakuan UNESCO menjadikan Taman Ayun sebagai salah satu warisan budaya dunia (WBD).

"Kawasan depan ini bila jadi jalan lalu lintas kendaraan akan membahayakan secara fisik kelestarian bangunan. Apalagi sekarang banyak kendaraan besar yang lewat, seperti truk pasir dan bahkan tronton," kata Bupati Badung, Anak Agung Gde Agung, di Mangupura, Sempidi, Mengwi, Senin (8/1/2013).

Oleh karena akan jadi kawasan pedestrian, lanjut dia, maka nantinya ada pengalihan arus lalu lintas dan juga pelebaran beberapa jalan di sekitar Taman Ayun. Wisatawan yang datang ke Taman Ayun dapat memarkir kendaraan di sisi timur dan barat, di samping pihak desa juga akan menyediakan fasilitas parkir.

"Pedagang-pedagang di depan Taman Ayun juga akan kami pindahkan dan di sebelah baratnya akan dibangun pasar seni yang menjajakan barang-barang berkualitas baik," ucapnya.

Menurut Bupati Badung, kawasan yang masuk dalam WBD itu juga akan dilengkapi pusat informasi dan sebagai tahap awal penjelasannya lewat brosur-brosur maupun film.

Gde Agung terinspirasi pusat informasi seperti di kawasan wisata Istana Ibu Raja di Chiangrai Thailand, di sana pengunjung mendapatkan semacam radio kecil dengan berbagai bahasa yang menjelaskan seluk-beluk obyek wisata tersebut.

Penataan kawasan Taman Ayun, ujar dia, menyangkut pula penataan taman-tamannya agar menjadi lebih indah, asri dan nyaman.

"Dengan berbagai penataan itu, harapan kami agar wisatawan atau siapa pun yang berkunjung ke sini dapat menikmati Taman Ayun secara keseluruhan. Bukan hanya dia turun di sini, terus hanya sekadar melihat-lihat," katanya.

Pemkab Badung menganggarkan dana sebesar Rp 11 miliar untuk berbagai upaya penataan itu secara bertahap pada tahun anggaran 2013.

"Upaya penataan bukan karena semata karena ini Warisan Budaya Dunia. Kami sendiri selaku pangempon dan pangemong (penanggung jawab adat) ingin Taman Ayun tambah lama dapat menjadi kawasan yang makin memesona," tambah Gde Agung.

Ikuti twitter Kompas Travel di @KompasTravel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com