Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aneka Permainan Tradisional Khas Banyumas

Kompas.com - 12/01/2013, 12:54 WIB

Pemain jaga kemudian mengejar pemain lainnya yang berjajar membentuk satu lingkaran. Pemain yang terkena sentuhan tangan di pemain jaga, harus bergantian jadi pemain jaga.

Bedoran

Ramon Y. Tungka bermain bedoran di Desa Plana. (Foto: Kompas TV)

Nah, untuk menghindari si pemain jaga, para pemain yang dikejar harus menempel pada salah satu pemain lainnya. Pemain yang ditempel harus bergantian lari. Biasanya, karena panik, banyak pemain yang seharusnya bergiliran lari, malah justru menempel lagi ke pemain di sebelahnya.

Permainan Bedoran ini mirip dengan permainan Kelik-kelikan dan Kedis-kedisan yang ada di tanah Bali. Pada dua permainan ini, para pemainnya saling mengejar dan bergantian berlari dengan cara menempel atau berdiri di samping pemain lain.

Bedanya, jika pada Bedoran pemain jaga menyentuh pemain lain dengan tangan. Sementara itu, pada Kelik-kelikan dan Kedis-kedisan, pemain jaga berbekal tongkat untuk menepuk lawan. Baik Bedoran, Kelik-kelikan maupun Kedis-kedisan, masing-masing memiliki nyanyian daerah tersendiri yang biasa dilagukan di awal permainan.

Dut-dut Kiradut. Di beberapa tempat, permainan ini kerap disebut juga sebagai permainan Nenek Gerondong atau Cabut Ubi. Permainan ini bercerita tentang Bumbu Lading, seorang tamu yang hendak meminta ubi pada si empunya rumah.

Pada permainan ini, anak-anak duduk berbaris di belakang seorang pemain yang berperan sebagai si empunya rumah. Anak-anak yang duduk berbaris berperan sebagai ubi. Nah, si tamu harus berusaha mengambil ubi permintaannya dengan menariknya sendiri.

Tiap habis menarik ubi, si tamu akan meminta lagi pada si empunya rumah. Begitu seterusnya, hingga barisan ubi makin sedikit.

Dalam barisan ubi ini, ada seorang anak yang berperan sebagai tawon. Jika si tamu sampai salah menarik tawon ini, maka si tawon akan menyengat ubi-ubi yang lain. Istilahnya, jebakan tawon! Permainan akan berakhir jika tawon yang terlepas berhasil menyengat ubi-ubi yang berlarian.

Sliring Genting. Permainan ini berkisah tentang seorang pencuri yang berpura-pura mendatangi sebuah rumah untuk meminta api. Namun, si empunya rumah yang curiga, akhirnya mengetahui bahwa tamu tak diundangnya, ternyata berniat mengambil pithik alias ayam miliknya.

Para pemain akan berbaris di belakang si empunya rumah yang berada di barisan paling depan, berhadap-hadapan dengan si pencuri. Nah, si pencuri akan berupaya mengejar ayam yang ada di barisan paling belakang.

Sementara, mereka yang berbaris di belakang penjaga rumah berperan sebagai prajurit yang bertugas menjaga si ayam agar tak sampai jatuh ke tangan si begal alias si pencuri. Para prajurit ini harus pintar-pintar mengelak agar si begal kebingungan menangkap si ayam.

Tuh, permainan tradisional tak kalah menarik dan menyenangkan dibanding permainan modern, bukan?  Jadi, yuk bermain permainan tradisional! (Kompas TV/ Fauziyah) 

Ikuti twitter Kompas Travel di @KompasTravel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com