Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mr Turtle di Pantai Kuta...

Kompas.com - 17/01/2013, 21:20 WIB

Meskipun sudah mendapat perhatian dari BKSDA, tapi Patut belum mau mengurus perizinan budidaya. Jika memiliki izin perdagangan dan budidaya, mereka khawatir akan lebih berkonsentrasi pada sisi komersialsaja.

Dengan kelangkaan seperti ini, target mereka tidak untuk memperdagangkannya, tapi lebih berkonsenterasi pada konservasi dan melepasnya ke alam. Dengan menjadikan tempat ini sebagai tempat budidaya, bisa juga dimanfaatkan untuk pariwisata yang mengandung unsur pendidikan. Tujuannya adalah ekonomi berkelanjutan terutama bagi warga di Serangan.

“Kuda laut dilindungi sejak tahun 2004. Semua jenis kuda laut dilindungi sejak itu. Kuda laut sudah tidak bisa diperdagangkan kecuali mereka yang sudah punya izin budidaya. Saya sendiri tidak mau mempunyai izin itu, karena tempat kami ini sepenuhnya untuk konservasi, dan yang kami budidayakan di sini, kami kembalikan semua ke alam,” begitulah alasan yang disampaikan oleh Patut.

Tour operator membuatkan dan melaksanakan program menanam terumbu karang, melepas tukik atau kuda laut dalam paketnya. Informasi mengenai pentingnya melindungi penyu hijau (Chelonia mydas) dan kuda laut (Hippocampus) karena kedua binatang ini banyak diburu atau dibantai untuk kebutuhan komersial dan konsumsi manusia di dalam brosurnya, mendapat respon baik dari para wisatawan.

Tempat budidaya terumbu karang, kuda laut (Hippocampus) dan cardinal banggai (Pterapogon kauderni) adalah milik komunitas nelayan di Serangan. Modal awalnya dari Grand Environment Facility Small Grand Program (GEFSGP) untuk membangun penangkaran seperti ini. Akuarium, kuda laut (Hippocampus) beserta isi lainnya merupakan bantuan dari Dinas Perikanan Kota Denpasar dan Indonesia Power.

Green Island Bali, ponton atau keramba wisata yang diusahakan masih dalam tahap penyempurnaan. Lokasinya berada di Selat Lombok, berdekatan dengan ponton atraksi lumba-lumba dan ponton atraksi ikan hiu.

Ponton atau keramba wisata boleh dikatakan sebagai dermaga tempat wisatawan bisa snorkeling atau diving untuk menanam terumbu karang. Jenis terumbu karang yang ditanam di Green Island adalah sarkopiton, nepthyan, lobopiton, dan sinularia. Selain itu, pengunjung bisa melepasliarkan kuda laut (Hippocampus) sekaligus bisa melihat dan mengalami budidaya penyu di tengah laut.

Pengunjung juga bisa melihat berbagai jenis ikan mulai cardinal angel, brajanata, layaran, moris idol, butana, sapi-sapi, sersan mayor, trigger liris, kepe-kepe atau butterfly fish, dampsal, dan ikan kembung. Penyu hijau (Chelonia mydas) dari penangkaran I Wayan Raga juga bisa ditemui di sini. Dan pengunjung pun bisa berada sedekat mungkin melihat hiu sirip hitam dan putih dari tempat yang dibuat mirip sea walker dari ponton ini.

Bagi pengunjung yang belum pernah diving atau snorkeling, bisa mencobanya dengan melakukan semi diving. Telah disiapkan 6 tabung oksigen untuk 6–12 orang. Ada 6 orang nelayan, natural divers, yang tergabung dalam Kelompok Nelayan Pesisir Karya Segara akan memandu para tamu melihat taman koral dan cara penanamannya di dalam ponton.

Seorang pemandu bisa memandu paling banyak 2 orang. Setelah itu, bagi yang ingin menanam dan melihat dari dekat coral plantation yang sebenarnya bisa melanjutkan perjalanan dalam waktu 5 menit dari ponton. Meskipun belum dibuka secara resmi, kegiatan menanam terumbu karang dan melepaskan tukik dan kuda laut hampir ada setiap hari dan bisa mencapai ratusan orang. (Arifin Hutabarat)

Ikuti twitter Kompas Travel di @KompasTravel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com