Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalur Sumatera di Bengkulu Rusak, tapi Indah

Kompas.com - 19/01/2013, 18:18 WIB

BENGKULU, KOMPAS.com - Dari Lampung, perjalanan tim "100 Hari Keliling Indonesia" pun berlanjut ke Bengkulu. Mereka dalam perjalanan mengelilingi Indonesia dalam 100 hari untuk program terbaru Kompas TV yang akan tayang pada Juni 2013 mendatang.

Perjalanan dimulai dari Jakarta pada hari Minggu (13/1/2013) menuju Lampung. Ramon Y. Tungka sebagai host "100 Hari Keliling Indonesia" dan tim Kompas TV berada sampai di Bengkulu pada Kamis (17/1/2013) dari Tanjung Setia, Lampung.

"Dari Tanjung Setia mau ke Bengkulu, ternyata ada bus yang lewat lintas Sumatera, tapi harus nunggu bus lewat tengah malam. Itu bus dari Jawa, satu-satunya yang lewat Tanjung Setia," ungkap Anggun Wicaksono, salah satu tim "100 Hari Keliling Indonesia" kepada Kompas.com via telepon, Sabtu (19/1/2013).

Bus lewat pada pukul satu pagi dan mereka akhirnya tiba di Bengkulu pada pukul 10 pagi. Sesampai di Kota Bengkulu, mereka menjelajahi kota tersebut, lalu sempat mampir ke Pulau Tikus.

"Kami naik perahu, satu orang bayar Rp 125.000. Ada perahu yang ke Pulau Tikus berangkat dari sebelah Benteng Marlborough," jelas Anggun.

Ia menuturkan Pulau Tikus merupakan pulau yang sangat kecil dan tak berpenghuni. Di sana, mereka bertemu para nelayan. Di Pulau Tiku terdapat sarana bantu navigasi navigasi atau mercusuar.

"Dari atas, bisa terlihat Samudera Hindia," ungkapnya.

Selain itu, lanjut Anggun, Pulau Tikus cocok untuk melakukan aktivitas wisata bahari seperti snorkling. Sayangnya, pulau ini belum terlalu dikembangkan. Setelah mampir ke Pulau Tikus, tim kembali ke Kota Bengkulu dan menginap semalam di kota ini.

"Pagi ini, kami berangkat ke Terminal Sungai Hitam. Kanget banget, karena terminalnya sepi banget. Angkot cuma beberapa, kayak terminal kota mati," kata Anggun.

Usut punya usut, menurut penuturan beberapa penduduk setempat, orang-orang lebih menggunakan mobil travel dibanding bus. Akhirnya, bus pun kalah saing dengan mobil-mobil sewaan yang membawa penumpang ke luar Kota Bengkulu.

"Tapi kami inginnya naik bus. Akhirnya kami naik Damri. Tujuannya ke Katehun, bayar Rp 15.000," ujar Anggun.

Menurutnya, jalan yang mereka lewati hancur di beberapa titik namun menawarkan pemandangan yang cantik. Beberapa titik, jalanan berlubak dan rusak bercampur genangan air.

"Jalur barat Sumatera ini luar biasa, rusak sekaligus indah. Bolong-bolong, rusak sana-sini. Tapi view-nya pantai, kebun sawit, dan sawah," jelas Anggun.

Perlu waktu kurang lebih 2,5 jam perjalanan naik bus dari Kota Bengkulu menuju Ketahun, Bengkulu Utara. Rencananya, tim masih menjelajahi Bengkulu sampai esok hari.

Dalam program "100 Hari Keliling Indonesia", Ramon akan memulai perjalanan dari Jakarta, menuju Sumatera, kemudian Kalimantan. Lalu berlanjut ke Sulawesi, Papua, Ambon, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Bali. Perjalanan kemudian berakhir di Pulau Jawa, tepatnya kembali di Jakarta.

Tak hanya sekedar panorama dan segala keindahan bumi Indonesia yang akan diangkat. Melainkan juga sisi budaya, masalah sosial, dan masalah lingkungan, sampai problematika transportasi yang dihadapi Ramon selama perjalanan.

Di bawah bendera Kompas TV, program "100 hari Keliling Indonesia" berintegrasi dengan media online Kompas.com, Kompasiana, Tribunews.com dan Harian Tribun. Integrasi tersebut untuk menghadirkan cerita di balik perjalanan tim "100 Hari Keliling Indonesia".

Anda bisa mengikuti Catatan Perjalanan Ramon di Kompas.com, Tribunews.com, dan Harian Tribun. Nantikan tayangan perdana "100 Hari Keliling Indonesia" di Kompas TV pada bulan Juni 2013.

Ikuti Twitter Kompas Travel di @KompasTravel

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com