Bersama penduduk setempat, Kamga naik perahu menyisiri sungai kecil dan masuk ke hutan untuk mencari ulat sagu. Ulat sagu hidup dalam batang pohon sagu yang sudah ditebang dan membusuk. Selain dimasak dengan cara digoreng dan dibakar seperti satai, ulat sagu kadang juga dimakan langsung mentah-mentah.
Mencari ulat sagu di Kampung Warema, Teluk Mayalibith, Raja Ampat. (Foto: Dok. Kompas TV)
Kamga terlihat jijik. Warga justru menantang Kamga untuk mencoba makan ulat sagu yang baru diambil dari batang pohon dan masih hidup. Meski awalnya ragu, akhirnya seekor ulat sagu masuk perut Kamga.
“Rasanya, sebenarnya tidak terlalu aneh. Mungkin hanya memacu adrenalin saja sebelum memakannya,” kata Kamga.
Teluk Kabui dan Wayag
Di Raja Ampat, Kamga juga mengunjungi Teluk Kabui untuk melihat lukisan dan cap tangan kuno di dinding tebing, yang konon peningggalan zaman pra sejarah. Destinasi terakhir, tentu saja, menyinggahi Wayag. Gugusan kepulauan yang keindahannya bagaikan ‘serpihan surga yang jatuh ke bumi’.
Cap tangan kuno di tebing sebuah pulau di dekat Teluk Kabui, Raja Ampat. (Foto: Dok. Kompas TV)
Sebelum memasuki Wayag, terdapat sebuah pulau kecil dengan lubang gua di tengahnya. Keindahan yang sekaligus mengundang tantangan. Alhasil, meski cukup berisiko, kapal mencoba menerobos ke dalam gua.
Keseruan petualangan Kamga menyibak kehidupan khas penduduk Raja Ampat bisa Anda saksikan program “Explore Indonesia” episode “Raja Ampat” di Kompas TV yang tayang Selasa (22/1/2013), pukul 21.00 WIB. (KompasTV/Anjas Prawioko, Amelia Tagaroi, Adelia Devita)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.