Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Gencar Membidik Wisatawan China

Kompas.com - 23/01/2013, 19:02 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - Indonesia menargetkan jumlah kunjungan wisatawan asal China sebanyak 800.000 hingga 900.000 orang pada 2013 atau lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sekitar 600.000 orang.

Ditemui usai melakukan rangkaian kunjungan seharinya di Beijing, Selasa (22/1/2013) malam, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu mengatakan pihaknya terus melakukan upaya meningkatkan arus wisatawan mancanegara, termasuk dari Negeri Panda.

"Pada 2013 kita memiliki target optimis sekitar sembilan juta turis mancanegara datang ke Indonesia. Dari jumlah itu sekitar 800.000 hingga 900.000 orang diharapkan adalah wisatawan asal China," kata Mari.

Menurut Menparekraf, jumlah tersebut naik sekitar 25 persen dari target dan capaian sebelumnya. "Untuk meningkatkan arus kunjungan wisatawan China ke Indonesia, pemerintah telah membuka jalur penerbangan langsung Indonesia-China, seperti Jakarta-Beijing selama lima kali sepekan, Jakarta-Shanghai, dan Jakarta-Guangzhou masing-masing setiap hari," kata Mari.

Selain pembenahan infrastruktur seperti bandara, pelabuhan dan jalan, layanan terhadap turis pun ditingkatkan termasuk pelatihan bagi para pemandu wisata untuk fasih menggunakan bahasa Mandarin. "Bagaimanapun bahasa sangat penting untuk bisa lebih memahami keinginan wisatawan," katanya.

Tak hanya itu, tambah Mari, selain menyesuaikan liburan khusus China seperti Tahun Baru China dan Hari Nasional China pada Oktober, pihaknya juga menyasar saat liburan sekolah sekitar Juni dan Juli.

Tentang Bali yang masih menjadi daerah tujuan wisata utama pelancong asal China, Menparekraf mengemukakan, "Ya masyarakat China hanya tahu Bali, padahal Indonesia terdiri atas ribuan pulau menarik. Bali hanya satu bagian dari ribuan pulau di Indonesia."

Bahkan kini Kemenparekraf tengah mengembangkan 16 destinasi baru  merupakan wisata minat khusus, sebagai salah satu program aksi untuk tiga tahun mendatang.

Menurut Mari, strategi promosi wisata minat khusus perlu semakin ditingkatkan karena potensinya yang semakin besar di mana diantaranya trekking, snorkeling, diving, dan golf.

"Untuk wisata minat khusus kami sudah dan sedang menyusun program aksi untuk 3 tahun mendatang guna meningkatkan wisata bahari terutama menyelam, wisata rekreasi olahraga antara lain golf, wisata kapal pesiar, dan wisata MICE," katanya.

Fokus pengembangan 16 destinasi wisata yang dimaksud meliputi Medan-Toba dan sekitarnya untuk daya tarik geowisata, Kepulauan Seribu untuk bahari, Jakarta dan sekitarnya untuk budaya-pusaka, Borobudur dan sekitarnya untuk budaya-pusaka, Bromo-Tengger-Semeru dan sekitarnya untuk ekowisata, dan Kintamani-Danau Batur dan sekitarnya untuk geowisata.

Selain itu Menjangan-Pemuteran dan sekitarnya di Bali untuk bahari, Kuta-Sanur-Nusa Dua dan sekitarnya di Bali untuk bahari, Rinjani dan sekitarnya di NTB untuk ekowisata, Komodo dan sekitarnya di NTT untuk ekowisata, dan Ende-Kelimutu dan sekitarnya di NTT untuk ekowisata.

Destinasi lain meliputi Tanjung Puting dan sekitarnya di Kalimantan Tengah untuk ekowisata, Toraja dan sekitarnya di Sulawesi Selatan untuk budaya-pusaka, Bunaken dan sekitarnya di Sulawesi Utara untuk bahari, Wakatobi dan sekitarnya di Sulawesi Tenggara untuk bahari, dan Raja Ampat dan sekitarnya di Papua Barat untuk bahari.

"Diharapkan dengan pengembangan 16 destinasi baru itu, wisatawan akan meningkat, termasuk dari China," tambah Mari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com