Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jukung, Urat Nadi Orang Banjar

Kompas.com - 26/01/2013, 16:15 WIB

Erik Petersen, arsitek asal Denmark yang meneliti jukung, dalam bukunya Jukung-Boats, From the Barito Basin, Borneo— yang diringkas dan dialihbahasakan oleh MP Lambut (dicetak PT Grafika Wangi Kalimantan- Banjarmasin Post Group)—menyebut jukung sudur merupakan prototipe dari semua jukung yang ada.

Jukung ini merupakan perahu tertua dan telah ada sejak 2.500 tahun silam. Jukung paling sederhana itu dibuat dari batang kayu utuh yang dibelah menjadi dua dan dikerok menggunakan perkakas dari batu. Salah satu bukti yang mendukung anggapan ini adalah ditemukannya peti mati dari kayu yang bentuknya mirip jukung sudur di Goa Niah, Sarawak, Malaysia.

Dosen sejarah pada Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Hairiyadi, mengatakan, keberadaan jukung tak bisa dilepaskan dari masyarakat Banjar. Kondisi wilayah yang dihiasi banyak sungai dan rawa mendorong masyarakat menciptakan sebuah alat yang bisa menjembatani keperluan sehari-hari.

Menurut Hairiyadi, ada beberapa catatan yang menyatakan, jukung tidak hanya dipakai di dalam Pulau Kalimantan. Pada abad ke-15 dan ke-16, pedagang dari Banjar ada yang menjelajah sampai ke Suriname dan Madagaskar. Banyak persamaan antara kelotok di Madagaskar dan Banjar.

Pada zaman kolonial, jukung banyak dipakai sebagai alat perjuangan melawan penjajah. Salah satu pertempuran sengit terjadi di Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah. Pejuang berhasil membenamkan kapal Onrust di Sungai Barito.

Ikuti Twitter Kompas Travel di @KompasTravel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com