Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 30/01/2013, 08:31 WIB
EditorI Made Asdhiana

Oleh Putu Fajar Arcana & Khairul Anwar

Selewat pukul 12.00 Wita, jangan coba masuk ke Lesehan Taliwang Irama di Jalan Ade Irma Suryani, Mataram. Dikhawatirkan, Anda tak akan kebagian tempat duduk. Pada jam-jam makan siang, pengunjung di warung ini seperti meledak.... 

Tak hanya warga lokal yang doyan menu ayam bakar khas Taliwang, tetapi justru sebagian besar konsumen Irama berasal dari para pejalan dari luar Pulau Lombok. Sejak dikelola oleh Haji Sofyan (40), generasi ketiga Irama, setidaknya 20 perusahaan jasa perjalanan menjadi pengantar konsumen yang berkesinambungan. Memang tidak ada kerja sama yang ”permanen”, tetapi istilah Sofyan ”kerja sama saling mengerti”.

Ibarat kata, jika melihat penuhnya warung-warung di Mataram, Nusa Tenggara Barat, siang hari identik dengan jam makan ayam. Dan sebagian besar pula warung-warung itu menyediakan menu ayam bakar taliwang dengan bumbu pelalah (pedas) yang nendang.

Ayam bakar taliwang tak hanya mengacu pada kota Taliwang di Sumbawa Barat, tetapi lebih berasosiasi pada ayam bakar muda yang berkecap manis dan pedas. Jangan keliru, ayam bakar taliwang selalu disajikan dalam ukuran ekor, bukan potong.

Selain itu, yang menjadi penanda paling khas ayam bakar taliwang, selalu mengolah ayam kampung liar berusia 4-5 bulan. ”Harus muda dan liar,” kata Sofyan.

Kriteria muda dan liar ini penting untuk menjaga kualitas rasa. Ayam muda memberi rasa manis pada daging dan liar menambahkannya dengan tekstur daging yang sedikit kenyal. Paduan manis dan kenyal, apabila diberi bumbu pelalah yang pedas, dijamin makan siang Anda tak akan terlupakan.

”Kalau bukan ayam liar, daging lembek dan cenderung hancur,” kata Sofyan.

Syarat menggunakan ayam berusia muda itu membuat ukuran ayam taliwang tak lebih besar dari kepalan orang dewasa. Besar kemungkinan, seekor ayam bakar taliwang cukup sebagai teman menyantap sepiring nasi dengan beras yang pulen.

Bumbu pelalah, kata Sofyan buka resep, diracik dari bahan-bahan seperti kemiri, cabai kering, terasi, bawang putih, dan santan. Minyak dalam bumbu setengah cair ini berasal dari kemiri dan santan. Saat bersantap, daging ayam bisa dicolekkan pada bumbu atau seluruh bumbu dilumurkan pada ayam. Tentu sensasinya berbeda-beda, tergantung selera, mau sekalian pedas atau pelan-pelan sambil merasakan reaksi lidah mengecap rasa pedas-pedas manis. Terserah Anda.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+