KOMPAS - Hidangan berupa salad yang disajikan dengan ikan mentah dan potongan sayuran segar, acar, saus plum, lalu diberi kacang tanah dan wijen sebagai pelengkap.
Yu berarti ikan dan sheng berarti mentah. Ikan mentah melambangkan hidup baru, di mana kata yu juga digunakan untuk melambangkan kesejahteraan. Menyantap yu sheng memiliki keunikan sendiri.
Pengunjung berkumpul di sekitar meja dan berpartisipasi mencampur yu sheng. Menggunakan sumpit, pengunjung mengaduk salad dan ikan mentah bersama. Setelah salad dan ikan tercampur, tamu mengangkat kombinasi dengan menggunakan sumpit dan mengucapkan ”Lo hei”, yang artinya ”untuk keberuntungan abadi”.
Upacara pelemparan yu sheng melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan yang berlimpah di Tahun Baru. Menurut kepercayaan, semakin tinggi lemparan yu sheng pada saat dicampur, semakin banyak rezeki yang akan diterima.
Cerita-cerita yang dikaitkan dengan kuliner memang selalu seru dan menarik. Cerita yang dikaitkan dengan kue khas Imlek, nian gao, juga tidak kalah menarik.
Kue berbentuk ikan selalu ada dalam perayaan Tahun Baru. Kue nian gao melambangkan kesejahteraan dan keberuntungan untuk tahun-tahun berikutnya. Pada saat Tahun Baru, dipercaya bahwa Dewa Dapur akan datang ke setiap rumah dan mengevaluasi keluarga yang tinggal di sana. Dewa Dapur akan memberikan nilai mereka kepada Kaisar Jade di kahyangan.
Rasa nian gao merefleksikan nilai yang dilaporkan Dewa Dapur. Semakin manis rasa nian gao, semakin baik nilai keluarga tersebut. Diceritakan pula dalam legenda bahwa nian gao merupakan kue yang lengket. Ini membuat mulut Dewa Dapur tetap tertutup sehingga yang dilaporkan kepada Kaisar Jade hanyalah sebuah senyuman dari rasa manis nian gao.
Cerita menarik juga ditemukan di kuliner- kuliner khas peranakan Tionghoa yang sudah menjadi bagian dari kuliner Indonesia. Makanan seperti bakpao, bakpia, cakwe atau janggelut, gembukan atau kue bantal atau bolang-baling, moho, kue ku, wajik, bakmi, kue keranjang, dan kue lapis adalah beberapa jenis makanan yang mendapat pengaruh dari China.
Makanan-makanan ini terbuat dari bahan utama gandum atau beras. Beberapa digunakan sebagai sajian persembahan saat sembahyang di kelenteng, sebagian lagi merupakan makanan rakyat yang juga mengandung makna filosofis, seperti cakwe.
”Cakwe yang kuenya dipuntir dan digoreng itu merupakan sindiran kepada Perdana Menteri Qin Gui yang berkhianat, korup, dan mudah disuap,” ungkap Oesman Arief, dosen Linguistik Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Solo yang juga keturunan Tionghoa, Selasa (5/1).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.