Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dongeng Seru di Balik Kuliner "Yu Sheng"

Kompas.com - 09/02/2013, 09:12 WIB

KOMPAS - Hidangan berupa salad yang disajikan dengan ikan mentah dan potongan sayuran segar, acar, saus plum, lalu diberi kacang tanah dan wijen sebagai pelengkap.

Yu berarti ikan dan sheng berarti mentah. Ikan mentah melambangkan hidup baru, di mana kata yu juga digunakan untuk melambangkan kesejahteraan. Menyantap yu sheng memiliki keunikan sendiri.

Pengunjung berkumpul di sekitar meja dan berpartisipasi mencampur yu sheng. Menggunakan sumpit, pengunjung mengaduk salad dan ikan mentah bersama. Setelah salad dan ikan tercampur, tamu mengangkat kombinasi dengan menggunakan sumpit dan mengucapkan ”Lo hei”, yang artinya ”untuk keberuntungan abadi”.

Upacara pelemparan yu sheng melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan yang berlimpah di Tahun Baru. Menurut kepercayaan, semakin tinggi lemparan yu sheng pada saat dicampur, semakin banyak rezeki yang akan diterima.

Cerita-cerita yang dikaitkan dengan kuliner memang selalu seru dan menarik. Cerita yang dikaitkan dengan kue khas Imlek, nian gao, juga tidak kalah menarik.

Kue berbentuk ikan selalu ada dalam perayaan Tahun Baru. Kue nian gao melambangkan kesejahteraan dan keberuntungan untuk tahun-tahun berikutnya. Pada saat Tahun Baru, dipercaya bahwa Dewa Dapur akan datang ke setiap rumah dan mengevaluasi keluarga yang tinggal di sana. Dewa Dapur akan memberikan nilai mereka kepada Kaisar Jade di kahyangan.

Rasa nian gao merefleksikan nilai yang dilaporkan Dewa Dapur. Semakin manis rasa nian gao, semakin baik nilai keluarga tersebut. Diceritakan pula dalam legenda bahwa nian gao merupakan kue yang lengket. Ini membuat mulut Dewa Dapur tetap tertutup sehingga yang dilaporkan kepada Kaisar Jade hanyalah sebuah senyuman dari rasa manis nian gao.

Cerita menarik juga ditemukan di kuliner- kuliner khas peranakan Tionghoa yang sudah menjadi bagian dari kuliner Indonesia. Makanan seperti bakpao, bakpia, cakwe atau janggelut, gembukan atau kue bantal atau bolang-baling, moho, kue ku, wajik, bakmi, kue keranjang, dan kue lapis adalah beberapa jenis makanan yang mendapat pengaruh dari China.

Makanan-makanan ini terbuat dari bahan utama gandum atau beras. Beberapa digunakan sebagai sajian persembahan saat sembahyang di kelenteng, sebagian lagi merupakan makanan rakyat yang juga mengandung makna filosofis, seperti cakwe.

”Cakwe yang kuenya dipuntir dan digoreng itu merupakan sindiran kepada Perdana Menteri Qin Gui yang berkhianat, korup, dan mudah disuap,” ungkap Oesman Arief, dosen Linguistik Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Solo yang juga keturunan Tionghoa, Selasa (5/1).

Qin Gui yang hidup pada masa Dinasti Song disuap oleh musuh kerajaan untuk memfitnah seorang pahlawan bernama Yue Fei yang ditakuti musuh. Qin Gui melapor kepada raja bahwa Yue Fei akan memberontak sehingga harus dibunuh. Raja yang terpengaruh lantas membunuh Yue Fei.

”Rakyat yang mengetahui ini marah dan membenci Qin Gui. Mereka mengatakan Qin Gui harus dipuntir, digoreng, dan dimakan. Kemarahan itu mewujud dalam cakwe. Sampai sekarang, kisah ini masih diceritakan orangtua kepada anaknya sambil makan cakwe,” kata Oesman.

Hidangan di Hotel-hotel

Menikmati kuliner sarat cerita itu tentu akan lebih mantap jika kuliner dibuat oleh tangan-tangan yang ahli. Untuk memberikan yang terbaik, beberapa hotel dan restoran terkemuka ikut berlomba-lomba memberikan yang terbaik. Bahkan, interior di hotel diubah untuk semakin menciptakan atmosfer Imlek.

Menurut Patricia Muljadi, Direktur Komunikasi Hotel Shangri-La Jakarta, yu sheng dan nian gao bisa dinikmati di Shang Palace Hotel Shangri-La Jakarta. Pengunjung bisa menyantap hidangan itu sampil menikmati interior dan ornamen khas Imlek. ”Akan banyak hiburan ditampilkan di sini, seperti pertunjukan Lion Dance, Dragon Dance, dan God of Fortune,” kata Patricia.

Hotel The Ritz-Carlton Jakarta di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, menghidangkan sajian gastronomi dengan teknik elegan dalam festival makanan China di Asia Restaurant. Rempah-rempah dan teknik memasak khas China didasarkan pada harmonisasi lima sensasi rasa yang paling mendasar— manis, asam, pedas, asin, dan pahit. Tim kulinari hotel ini menyeimbangkan unsur-unsur rasa ini menjadi rasa yang lebih mewah.

Tamu hotel akan dihibur alunan musik China dan Lion Dance tradisional (barongsai). Tamu juga dapat bertemu dengan peramal yang dapat membaca garis hidup pada tahun 2013.

Momen Imlek ini juga dipakai Hotel Santika Premiere Jakarta untuk memberikan bonus kepada para tamu yang menginap. ”Jika menginap satu malam di Deluxe Room, tamu mendapatkan bonus makan malam untuk dua orang di Restoran Harmony,” kata Public Relation Officer Hotel Santika Premiere Jakarta Hesty Ning Tyas.

Hotel Four Seasons Jakarta juga menghadirkan tarian barongsai bagi para tamunya. (Robert Adhi Ksp/Sri Rejeki)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com