Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seru, Tur Keliling Museum di Malam Hari

Kompas.com - 20/02/2013, 12:46 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis

KOMPAS.com - Banyak orang pasti kenal museum, tetapi belum tentu orang mau mendatangi museum. Apalagi jika mengunjungi museum pada malam hari. Ada anggapan karena museum berisi benda-benda tua, museum jadi terkesan angker.

Padahal, kini banyak museum yang telah mengalami pemugaran sehingga bangunannya tak lagi terlihat menyeramkan, justru terlihat antik. Koleksinya pun jadi lebih terawat.

Seperti Museum Bank Indonesia yang berada di Kawasan Kota Tua, Jakarta. Museum ini merupakan salah satu museum modern yang ada di Indonesia. Selain banyak tersimpan peralatan-peralatan canggih pada zamannya, tata letak koleksi museum pun dibuat menarik.

Beberapa waktu lalu, Kompas.com mengikuti tur keliling museum bersama Komunitas Historia Indonesia (KHI) yang bekerjasama dengan Museum Bank Indonesia. Uniknya, tur yang dilakukan kali ini bukan tur biasa, melainkan sebuah tur yang berlangsung malam hari.

Tur malam bertajuk "Night at The Museum" diikuti oleh lebih dari seratus peserta. Menurut Asep Kambali, pendiri Komunitas Historia Indonesia (KHI), tujuannya adalah mengedukasi masyarakat bahwa kesan angker yang lekat dengan museum tidaklah benar. Bahkan, saat dikunjungi pada malam hari pun ternyata bisa menjadi salah satu wisata yang seru.

"Nanti bisa dilihat nggak ada hantu malam-malam di museum," ujar Asep dalam sambutannya sesaat sebelum tur dimulai.

Museum Bank Indonesia mulanya adalah The Djavasche Bank yang merupakan cikal bakal Bank Indonesia sebelum dipindahkan ke kawasan Thamrin, Jakarta. Pada masanya, segala aktivitas perbankan terjadi di sini.

Tur museum dimulai dari lobby utama yang terdapat ruangan kasir. Ruangan kasir disekat-sekat dengan teralis besi. Menurut Iis, pemandu wisata dalam tur, adanya teralis besi tersebut karena alasan keamanan. Karena saat masih menjadi bank aktif, setiap harinya bank selalu ramai.

Setelah menengok ruangan kasir, bagian selanjutnya adalah ruangan sejarah. Di ruangan sejarah ini ditampilkan sejarah Indonesia mulai dari masa Hindia Belanda hingga masa Presiden Sukarno-Suharto.

Ada patung-patung yang menggambarkan pada masa perang serta pakaian pejuang Indonesia dan seragam tentara Jepang dan Belanda. Karena ini adalah museum bank, maka ditampilkan segala hal yang berhubungan dengan bank termasuk uang. Pengunjung bisa mengetahui mulai dari penciptaan uang, sirkulasi, peredaran, hingga penghancuran.

Ada ruangan yang berisi segala jenis uang mulai dari uang pertama yang berlaku di Indonesia atau disebut dengan ORI (Oeang Republik Indonesia). Uang logam dengan berbagai nominal, hingga uang kertas yang digunakan pada masa kini.

Bahkan ada pula uang dari berbagai negara. Semuanya disimpan di lemari kaca yang tertata sangat apik. Sedangkan uang logam kecil ditata di etalase kaca dan dipasang kaca pembesar untuk dapat melihat uang lebih jelas.

Tak ketinggalan mesin pencetak uang pun dipajang di salah satu ruangan museum. Sedangkan mesin penghancur uang berada di luar museum karena bentuknya yang besar.

Hal menarik lainnya adalah adanya tiruan emas batangan yang tersusun sangat banyak di dalam lemari kaca. Meski hanya tiruan, tetapi dibuat sedemikian mirip dengan yang asli. Pengunjung pun bisa memegang salah satu emas yang menjadi contoh di ruang pameran.

Setelah mengelilingi Museum Bank Indonesia pada malam hari, terbukti tak ada hal-hal aneh terjadi. Justru semakin menambah pengetahuan tentang bank dan uang.

Direktur Eksekutif Museum Bank Indonesia, Chandra Murniadi, yang ditemui Kompas.com pada kesempatan yang sama, mengatakan bahwa tur seperti ini akan diadakan kembali dalam waktu dekat.

"Dalam bulan dekat ini akan ada tiga kali, bulan Februari, April dan Juni. Lihat animo masyarakat juga," ujarnya.

Untuk setiap wisata malam yang diadakan, tambah Chandra, akan ada pemandu yang mengiringi. Waktu mulai pun kira-kira jam 7 malam. Siap untuk mengikuti tur berikutnya?

Ikuti twitter Kompas Travel di @KompasTravel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com