SINGKAWANG, KOMPAS -
”Saya sudah mendengar keunikannya, tetapi belum pernah menyaksikannya sehingga saya tertarik untuk datang dan melihat. Cap Go Meh di Kalimantan Barat berbeda dengan festival serupa yang sudah saya saksikan di Singapura,” ujar Hubert, yang pertama kali menonton festival Cap Go Meh di Kalimantan Barat, Minggu (24/2).
Menurut Wakil Gubernur Kalimantan Barat Christiandy Sanjaya, penyelenggaraan festival Cap Go Meh kali ini diperkirakan dapat meningkatkan perekonomian di provinsi tersebut. ”Dari sisi pariwisata, Cap Go Meh sudah berhasil menjadi ikon sehingga memberikan kontribusi bagi peningkatan perekonomian Kalbar. Karena Cap Go Meh, hotel, restoran, dan tempat-tempat wisata di Singkawang dan Pontianak padat penuh pengunjung,” ujarnya.
Sementara puncak festival Cap Go Meh di Singkawang ditandai dengan pawai 751 tatung di jalan-jalan utama sebagai ritual untuk membersihkan kota dari pengaruh negatif. Tatung adalah sebutan orang yang dirasuki oleh roh halus sehingga kebal
Di Kota Pontianak digelar pawai replika naga dari sejumlah yayasan pemadam kebakaran. Pawai replika naga tersebut menyusuri jalan-jalan di pusat Kota Pontianak. Atraksi di Singkawang dan Pontianak itu menyedot perhatian wisatawan yang sengaja datang untuk ikut memeriahkan Cap Go Meh.
Selama puncak festival Cap Go Meh di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (22/2) hingga Minggu kemarin, lebih dari 80.000 orang dari sejumlah daerah dan negara tetangga memadati Pulau Kemaro, yang berada di tengah Sungai Musi. Pesan yang disampaikan oleh Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin dan Wali Kota Palembang Eddy Santana Putra di antaranya menjaga keharmonisan antaretnis. (AHA/IRE/ODY)