Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuk Gua! Salah Satu Liburan Favorit Warga Perancis

Kompas.com - 25/02/2013, 10:27 WIB

KOMPAS.com - Masuk gua, rupanya menjadi salah satu pilihan favorit warga Perancis dalam berwisata. Dengan 107 gua yang dibenahi sebagai situs wisata, dan sebanyak 6 juta wisatawan yang datang dari seluruh dunia setiap tahunnya, menjadikan obyek  wisata di Perancis ini nomor satu di seluruh Eropa, dan ketiga di seluruh dunia setelah Amerika dan China.

Selama 13 tahun saya menjadi penduduk di Perancis, memang benar, setiap kali mengunjungi suatu daerah, selalu saja papan petunjuk situs wisata gua kerap terpasang. Di buku pariwisata, bila akan mendatangi suatu daerah, obyek wisata gua selalu masuk sebagai tempat yang patut dikunjungi. Dan rupanya memasuki gua sudah menjadi ajang liburan keluarga, dari anak kecil hingga nenek-kakek. Semuanya sangat tertarik dengan peninggalan yang ada di dalam sebuah gua.

Selama saya bermukin di sini, entah sudah berapa gua yang saya masuki bersama keluarga, tapi belum pernah saya ceritakan dalam rubrik ini. Berhubung belum lama ini saya dan anak-anak mendatangi salah satu gua favorit kami, yang tak jauh dari kota kami berada. Jadilah saya merasa harus membagi pengalaman ini kepada para pembaca. Karena memang benar, situs gua di Perancis, rasanya wajib dimasukkan dalam agenda liburan yang harus didatangi.

Di sini saya menceritakan dan memilih dua gua yang menyimpan kenangan tersendiri bagi saya. Dan karena memang berada di daerah saya tinggal, hitung-hitung promosikan wisata setempat. Karena kalau saya ceritakan semua gua yang pernah kami kunjungi, wahhhh... bisa-bisa bagaikan cerita seribu satu malam nantinya.

Grotte des Demoiselles

Gua pertama yang saya datangi di Perancis adalah ‘Grotte des Demoiselles’. Berada di Saint bauzille de Putois-Herault,  masih satu kabupaten dengan tempat tinggal saya, Montpellier. Kapan tepatnya, gua ini ditemukan tak bisa diketahui dengan pasti. Hanya, pada tahun 1889, seorang ahli speleologi terkemuka bernama Edouard-Alfred Martel, melakukan penelitian dan penjelajahan dalam gua tersebut. Dia lah yang menyatakan jika keindahan gua tersebut layak dikagumi dan dijadikan sebagai situs penemuan warisan sejarah.

Semenjak itulah, gua des Demoiselles, mulai didatangi oleh pendatang umum. Namun kala itu, penjelajahan gua masih sangat alami, butuh sekitar 14 jam untuk dapat memasuki gua dengan melihat keindahan stalaktit dan stalagmitnya.

Gua yang dikenal sebagai penemuan sejak dahulu kala itu, konon digunakan sebagai tempat persembunyian para penganut agama Protestan yang berada di Cevennes, untuk berlindung, saat terjadinya perang agama antara golongan Protestan dengan Katolik.

Dinamakan ‘grotte des Demoiselles’ yang berarti ‘gua para gadis’. Menurut legenda, seorang pengembala domba bernama Jean kehilangan seekor ternaknya karena jatuh ke dalam jurang. Si pengembala yang mencoba mencari piaraannya tersebut malah ikut terjatuh ke dalam jurang.

Ketika Jean sadar, ia berada dalam sebuah gua, dan dilihatnya beberapa gadis bagaikan bidadari, menari dan bernyanyi di sekelilingnya. Pengembala itu kembali pingsan. Saat ia kembali sadar, dirinya sudah berada di atas rumput dengan anak domba yang dicarinya.

Ketika Jean kembali ke kampungnya, diceritakanlah keajaiban yang baru saja dialaminya. Sejak itulah, gua tersebut dinamakan gua para gadis, dikenal juga dengan nama gua para bidadari.

Legenda tersebut tentu saja banyak yang mempercayai tapi juga banyak yang menyatakan secara logika, apa yang dilihat dari si pengembala itu adalah stalaktit putih yang berbentuk bagaikan seorang gadis.

Saya merasa Grotte des Demoiselles spesial bagi saya karena memang itu adalah yang pertama kalinya saya mendatangi gua di Perancis pada 2003. Kala itu anak saya yang sulung masih berusia 3 tahun, namun sudah dibuat terpukau oleh pahatan indah yang diukir oleh alam begitu memesona.

Saya yang pada awalnya khawatir dengan ide suami saya, Kang Dadang alias David, karena membawa anak balita jalan-jalan dalam gua, akhirnya menjadi tenang setelah melihat pengunjung yang datang mengantre rupanya memang keluarga dengan anak-anak mereka.

Sebenarnya apa yang menarik dari 'gua para gadis' tersebut? Cara masuk ke dalam gua itu saja sudah membuat pengunjung tertarik. Pasalnya untuk masuk ke dalam gua harus mendaki lebih dari 80 meter. Namun tak usah khawatir sejak tahun 1930 sebuah kereta kabel dibangun khusus untuk memasuki gua yang akan membawa kita masuk ke dalam gunung berbatu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com