Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Menyulap" Gereja Tua Menjadi Hunian Modern

Kompas.com - 26/02/2013, 16:07 WIB

KOMPAS.com - Mendaur ulang bangunan tua dapat menjadi proyek unik penuh inovasi. Namun, bagaimana dengan mendaur ulang gereja tua?

Bukan hanya mampu menggelitik kemampuan seseorang untuk berinovasi, proyek semacam ini juga berpotensi memicu berbagai polemik. Sang empunya proyek harus memikirkan dengan matang langkah-langkah yang diambil.

Kiranya, hal itulah yang sempat dilalui oleh pasangan suami-istri di Australia, Dominic dan Marie Bagnato. Pada 1982, sebuah gereja Anglikan di luar Melbourne, Australia, masuk ke pasaran. Pasangan ini mengambil langkah cepat sebelum bangunan gereja tersebut "disulap" menjadi salah satu gedung perkantoran dan transaksi niaga.

"Kami ingin melestarikan arsitektur dan tampilannya, namun membawa unsur rumah abad ke-21 di dalamnya," ujar Marie.

Tentu saja, pasangan ini berupaya mengurangi perombakan besar di dalam gedung gereja tersebut. Selain itu, saat ini ternyata gedung gereja tersebut sudah termasuk dalam daftar gedung-gedung peninggalan sejarah yang harus dilestarikan. Jadi, tak salah jika Dominic dan Marie memiliki pilihan terbatas dalam merombak gedung.

Mereka berdua menciptakan mezanin dengan dua kamar tidur, serta menambahkan sebuah gedung modern dengan kamar utama. Semua ini mereka lakukan agar seluruh keluarga mereka, yang terdiri dari seorang dokter, istri, dan keenam anaknya dapat tinggal bersama di tempat tersebut.

Gedung gereja yang kini menjadi rumah tinggal tersebut memiliki luas sebesar 5274 meter persegi. Dengan anggaran sebesar 1,55 juta dolar AS, keluarga beranggotakan delapan orang ini dapat membuat lima kamar tidur dengan lima kamar mandi.

Berusia ratusan tahun

Hasil "mendandani" gereja ini memang sungguh luar biasa. Di dalamnya terdapat perapian bergaya monolitik hingga 6,5 meter. Perapiannya berbahan marmer hitam dengan finishing plester dan terhubung dengan langit-langit dan penutup terbuat dari kayu. Uniknya, keseluruhannya sudah berusia ratusan tahun.

Warna emas menjadi warna utama di rumah ini. Menurut keluarga Bagnato, warna tersebut mengingatkan mereka akan gereja tua.

Namun demikian, tangga berwarna hitam dibiarkan bertahan di dalamnya. Tangga tersebut menghubungkan bangunan gereja dengan bangunan baru di sisinya. Warna emas dan hitam terus berlanjut ke ruang duduk di dalam rumah.

Anggunnya warna emas dan unsur modern dalam warna hitam seolah menguasai rumah ini. Di dapur, warna hitam bahkan menjadi pilihan untuk pilar dan island dapur. Di kamar mandi, warna hitam menjadi pilihan keluarga ini sebagai warna bathtub.

Sementara itu, sedikit sentuhan warna emas tampak pada marmer dalam kamar mandi tersebut. Bukan hanya berasal dari warna cat, pemilik rumah ini juga memiliki sebuah dinding penuh dengan botol anggur. Botol-botol tersebut memberikan kesan mewah, terlebih begitu terkena pantulan sinar kekuningan di sekujur botolnya.

Hampir seluruh bagian rumah ini tampak luar biasa. Perpaduan antara keindahan klasik dan modern yang berkelas menjadi identitas rumah ini.

Tengoklah halaman belakang penuh kaca dan kamar utama rumah ini. Sang pemilik ingin membuat kamar utama yang terasa seperti kamar hotel. Warna hitam, abu-abu, putih, dan lagi-lagi sentuhan emas menghiasi kamar tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com