Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paduan Sate dan Anggur di Berlin

Kompas.com - 13/03/2013, 10:36 WIB

DENGAN segala keindahannya, Indonesia bisa membuat kecanduan. Sekali Anda datang, Anda ingin kembali lagi. Dan, itulah yang kami harapkan. Anda tidak perlu khawatir untuk datang karena kami menyediakan kemudahan berupa visa on arrival. Akan tetapi, saya berpesan, kalau datang ke kantor-kantor pemerintah tolong hormati juga, jangan memakai celana pendek dan sandal.

Begitu kira-kira ungkapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang disambut riuh dengan tawa sekitar 4.500 undangan VIP dan VVIP dalam pembukaan Internationale Tourismus Borse (ITB) Berlin 2013, Selasa (5/3/2013) petang waktu Berlin atau Senin tengah malam waktu Jakarta. Selain dihadiri Yudhoyono, kegiatan itu juga dihadiri Kanselir Jerman Angela Merkel, Wali Kota Berlin Klaus Wowereit, dan tamu undangan lain.

ITB Berlin 2013 berlangsung selama empat hari, 6-10 Maret. Lebih dari 11.000 perusahaan yang bergerak di sektor pariwisata dari 188 negara turut ambil bagian dalam kegiatan yang diliput sekitar 8.000 jurnalis dari sejumlah negara. Banyaknya perusahaan dan negara yang turut ambil bagian dalam kegiatan ini membuat ITB dikenal sebagai pameran wisata terbesar di dunia.

Pada kesempatan itulah, Presiden Yudhoyono memperkenalkan obyek-obyek wisata yang lebih banyak. Tak cuma obyek wisata, Yudhoyono juga mengurai kelebihan-kelebihan Indonesia sebagai negara multikultur dan multiagama.

Sebagai negara partner dalam ITB Berlin 2013, malam pembukaan ITB Berlin menjadi malam Indonesia. Nuansa Indonesia pun sudah tampak dari pintu masuk Internationale Congress Centrum Berlin, tempat pembukaan berlangsung. Grup musik kolintang yang dimainkan orang-orang Indonesia yang tinggal di Jerman menyambut tamu ketika memasuki pintu kedatangan. Disusul angklung mengalun di pintu berikutnya (sebelum naik eskalator). Begitu sampai lantai atas, pengunjung akan dihadiahi suguhan pencak silat yang dimainkan belasan bule berpakaian tradisional ala Jawa Barat.

Berbagai kesenian ditampilkan sebagai hiburan utama, mulai dari tari saman (Aceh), tari wira pertiwi (Yogyakarta), tari kecak (Bali), hingga lagu-lagu daerah semacam ”Bungoeng Jeumpa” dan ”Rame Rame” yang dinyanyikan Eka Deli dan Sandhy Sondoro serta orkestra dengan konduktor Aminoto Kosin. Selain menikmati tari yang dibawakan, pengunjung pun mendapatkan sinopsis dari kesenian-kesenian yang ditampilkan dalam bentuk narasi singkat yang ditampilkan di panggung.

Visualisasi keindahan alam, keragaman etnik, dan keramahtamahan orang Indonesia menjadi pesan yang amat jelas terbaca dalam video berdurasi pendek. Keramahtamahan memang menjadi salah satu jualan Indonesia. Hal ini juga diungkapkan oleh Presiden Yudhoyono serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu dalam jumpa pers pembukaan ITB Berlin. Mari Elka bahkan berujar, jika Anda ingin tersenyum, datanglah ke Indonesia. Orang Indonesia biasa tersenyum dengan sepenuh hati.

Pada acara pembukaan, salah satu lagu ciptaan Presiden Yudhoyono diperdengarkan. Lagu berjudul ”Save Our World” yang kental dengan pesan untuk menjaga dan melindungi bumi dilantunkan oleh Sandhy Sondoro. Tepuk tangan bergema ketika pembawa acara menyebutkan bahwa lagu tersebut diciptakan oleh Presiden Yudhoyono.

Lagu Yudhoyono tersebut seakan menjadi pelengkap dari apa yang telah diungkapkan dalam pidatonya bahwa pembangunan pariwisata Indonesia tetap dalam koridor pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Ini dikarenakan Indonesia menyadari dan juga menghadapi masalah yang ditimbulkan oleh perubahan iklim.

Tak hanya suguhan mata, tamu undangan pada acara malam pembukaan ITB Berlin 2013 juga bisa merasakan langsung masakan khas Indonesia. Jamuan makanan Indonesia, seperti tumpeng, nasi kuning, rendang, dan sate, dipadu dengan minuman anggur dan segala macam. Ribuan pengunjung antre di meja makan-meja makan yang disediakan panitia. (Susana Rita/J Osdar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com