Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Makna di Jalan Suryakencana...

Kompas.com - 16/03/2013, 06:31 WIB

KOMPAS.com — YUDA (31) meminta istrinya membuka payung saat hujan mengguyur Jalan Suryakencana di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (13/3/2013) sore. Ia tak ingin kehilangan momen, menyaksikan liukan liong dan barongsai yang naga-naganya sulit bergerak di antara kerumunan orang yang menyesaki Jalan Suryakencana.

Pawai Budaya Cap Go Meh seharusnya digelar pada hari ke-15 setelah Tahun Baru Imlek, atau 24 Februari. Namun, lantaran bersamaan dengan pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat, hajatan warga Bogor ini ditunda pada 13 Maret. Meski begitu, kerumunan warga tidak surut.

Panitia memperkirakan setidaknya 50.000 warga memadati kiri kanan jalan sepanjang 1,6 kilometer (km) itu. Jumlah itu belum termasuk sekitar 5.000 orang peserta pawai. Sebagian merupakan anggota komunitas Tionghoa Bogor dan dari luar Bogor.

Semua berpartisipasi

Tidak sedikit pula komunitas non-Tionghoa yang berpartisipasi. Komunitas Hindu di Bogor menampilkan ogoh-ogoh, mahasiswa Papua menyajikan tarian, begitu pula dengan budayawan Sunda. Komunitas peduli lingkungan pun ikut ambil bagian.

”Saya mau anak saya tahu budaya Tionghoa sedikit-sedikit. Saya mau anak saya tahu bukan hanya budaya Sunda,” tutur Yuda, warga Bogor Barat, yang datang bersama istri, anak berusia 1 tahun, serta ibu dan tiga kemenakannya.

Yuda tak berlatar belakang Tionghoa. Namun, ia memilih menutup warung makannya selama sehari demi menikmati Pawai Budaya Cap Go Meh. Tahun lalu, ia datang bersama teman-temannya. Kali ini, ia ingin menikmati momen pesta rakyat itu bersama keluarganya.

Mereka datang mengendarai dua sepeda motor. Satu sepeda motor ditumpangi tiga orang. Satu lagi ditumpangi empat orang. Mereka pun berjalan kaki setidaknya 1 km dari tempat parkir. ”Buat saya, pawai ini kepunyaan orang Bogor,” tuturnya.

Pawai hari itu memang meriah. Penampilannya menarik. Dua belas kendaraan hias menyesuaikan dengan shio, lalu ada tampilan gedawangan, semacam ondel-ondel Betawi, tetapi dengan karakter tokoh China. Salah satu primadona, Kielin, kepunyaan Persatuan Gerak Badan Bangau Putih Bogor. Kielin mirip seperti barongsai, tetapi wujud yang ditampilkan diambil dari hewan tunggangan dewa berkepala dan sisik naga, berbadan kuda.

Lain orang, lain pula makna pawai itu. Keasyikannya pun berbeda-beda. Misalnya, ibu-ibu Tionghoa yang asyik memberikan angpao pada penampil barongsai. Akan tetapi, bagi Yono (32), warga Cipayung, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, pawai budaya itu berarti kesempatan jalan-jalan bersama istri dan anak. Ia memanggul anaknya yang berusia dua tahun agar bisa melihat pawai dari ketinggian.

”Sangat luar biasa antusiasme masyarakat di sini,” tutur Suhu The Tjoe Thwan, tokoh Kelenteng Gunung Kalong, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, yang sudah lima kali berpartisipasi dalam Pawai Budaya Cap Go Meh di Bogor.

David Kwa, pemerhati budaya Tionghoa di Bogor, menilai, Pesta Rakyat Cap Go Meh di Bogor istimewa karena diselenggarakan pada malam hari. Pawai juga bukan hanya melibatkan komunitas Tionghoa, melainkan juga berbagai unsur masyarakat.

”Ini menunjukkan Bogor itu sejak dulu bersatu. Walaupun multi-etnis, semua bersatu. Bhinneka Tunggal Ika,” katanya.

Panitia berharap Pemerintah Kota Bogor menjadikan ini bak gayung bersambut sehingga kemeriahan Cap Go Meh meluas dan jadi daya tarik wisata tahunan hingga mancanegara…. (Antony Lee)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com