Dengan menginjakkan kaki melintasi patok tersebut maka pada praktiknya Kamga telah berada di Malaysia. Bukan hanya itu. Kamga pun mendatangi sebuah rumah yang dilewati garis perbatasan negara. Berarti bisa dibilang, pemilik rumah itu setiap hari “melancong” ke Malaysia.
Dari dekat Patok Satu di Pulau Sebatik, kota Tawau terlihat samar dari kejauhan. Kondisinya terlihat sangat kontras bila dibandingkan dengan Sebatik.
“Tawau dari tempat saya melihat adalah sebuah kota yang modern. Saya dapat melihat bangunan-bangunan tinggi di sana. Itu menjadikan warga-warga sebatik dan nunukan sering datang ke sana untuk membeli kebutuhan mereka yang memang cukup mudah didapatkan di tempat itu," ujar Kamga.
"Kalau saya datang ke sini malam hari, kontradiksi antara kedua kota ini akan sangat jelas terlihat. Karenanya, warga di Sebatik sering mengucapkan sebuah ungkapan, 'Di malam hari Tawau bermandikan cahaya, sementara Sebatik gelap-gulita',” tambah Kamga.
Perjalanan Kamga di Nunukan tidak berhenti hanya sampai di situ. Saksikan cerita lengkapnya di “Explore Indonesia” episode "Nunukan" pada Selasa, (19/3/2013) pukul 11.00 dan 21.00 WIB di Kompas TV. Anda juga bisa menyaksikannya di www.kompas.tv/live. (Kompas TV/Herwanto/Arien/Yesicca Sinaga)
Ikuti twitter Kompas Travel di @KompasTravel
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.