Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivitas Gunung Lokon dan Dieng Meningkat

Kompas.com - 21/03/2013, 03:35 WIB

Jakarta, Kompas - Gunung Lokon di Tomohon, Sulawesi Utara, kembali meletus, Rabu (20/3), pukul 07.57 WIT, dengan energi lebih kuat dari sebelumnya. Di Jawa Tengah, semburan gas beracun dari Kawah Timbang, Dieng, makin jauh jangkauannya.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono mengatakan, suara letusan terdengar sejauh 6 kilometer dari kawah Gunung Lokon. Letusan juga menciptakan kolom abu setinggi 2.000 meter dari kawah. Kolom abu tertiup angin ke arah selatan.

”Letusan Lokon sudah agak jarang, tapi lebih berenergi. Letusan dengan dentuman kuat. Asap letusan magmatik lebih tinggi, getarannya kuat, dan udara kejutnya menggetarkan kaca-kaca jendela Pos Lokon sejauh 6 km dari letusan,” kata Surono.

Lokon ditetapkan Awas sejak 10 Juli 2011, meletus pertama 14 Juli 2011. Statusnya turun menjadi Siaga (III) sejak 24 Juli 2011. Kini, gunung berjarak 5 km dari Tomohon dan 40 km dari Manado ini tidak stabil. Sejak Juli 2011, terjadi lebih dari 800 kali letusan.

Lokon diperkirakan di fase awal pembentukan kerucut gunung api, ditandai letusan eksplosif. Produknya berupa jatuhan dan aliran awan panas. Belum ada lava. Gunung ini merupakan gunung api muda yang terbentuk pascaletusan gunung api purba hingga membentuk Kaldera Tondano dua juta tahun lalu.

Saat ini, letusan Lokon sudah agak jarang sehingga gunung ini memiliki waktu untuk akumulasi energi. Kemungkinan lain, sumber magma sudah dalam sehingga perlu waktu lebih lama antara dua letusan. ”Kami akan mempelajari lebih lanjut data seismik dan deformasi,” kata Surono.

Aktivitas Dieng

Perkembangan aktivitas Dieng, menurut Surono, dipantau intensif mengingat padatnya permukiman di sekitar zona bahaya. Sepanjang Senin (18/3), terekam sembilan kali gempa vulkanik dalam di Dieng.

Luncuran uap air yang bercampur gas CO2 mencapai 50-400 meter ke arah selatan dan sebagian ke barat. ”Pada jarak 700 meter ke arah selatan, bau belerang tercium sedang dan terdeteksi kandungan CO2 sebesar 0,2 persen volume dan H2S sebesar 6 ppm,” katanya.

Walaupun terdeteksi CO2 dan H2S di luar zona aman Waspada yang ditetapkan, yaitu 500 meter, konsentrasi gas tersebut dianggap di bawah batas aman. Konsentrasi CO2 dianggap berbahaya bagi kehidupan manusia jika melampaui 0,5 persen volume dan H2S lebih besar dari 10 ppm. Karena itu, status Dieng, menurut Surono, masih Waspada.

Dari Banjarnegara dilaporkan, warga sekitar Kawah Timbang menggelar ronda malam guna mengantisipasi jika terjadi peningkatan status Dieng. Warga mengaku siap mengungsi jika ada instruksi dari pemerintah setempat. Hal itu dikatakan Kepala Desa Sumberejo, Kecamatan Batur, Ibrahim. (AIK/GRE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com