Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjelajahi Dua Sisi Pantai Pasir Perawan

Kompas.com - 23/03/2013, 10:03 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Nama Pantai Pasir Perawan mungkin sudah tak asing lagi di telinga para pelancong, baik lokal maupun mancanegara. Pantai di timur laut Pulau Pari, Kepulauan Seribu, itu mengalami perkembangan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, banyak yang bertanya-tanya, dari mana nama Pantai Pasir Perawan berasal?

Penelusuran Kompas.com di pulau seluas sekitar satu hektar itu menyingkap fakta unik terkait asal-usul nama Pantai Pasir Perawan tersebut. Pantai yang memiliki pasir putih nan lembut itu dikenal warga semula bernama Pantai Tanjung Nailun. Nama itu diambil dari seorang saudagar asal Betawi yang memiliki seluas tanah di pulau.

Perubahan nama menjadi Pantai Pasir Perawan pun bermula sekitar 30 atau 40 tahun silam. Hal ini bermula dari peristiwa duka yang dirasakan oleh warga. "Ada dua anak kecil lagi main di pantai, satu laki-laki, satu perempuan. Tiba-tiba, anak laki-laki itu pulang nangis, dia bilang teman perempuannya dibawa burung gagak," kenang Mansur, seorang warga Pulau Pari yang ikut melihat peristiwa itu.

Warga satu kampung di pulau itu heran lantaran hal tersebut terjadi pada siang hari. Warga pun berusaha mencari-cari anak tersebut ke sekeliling pulau dan laut yang memang banyak terdapat burung gagak itu. Naas, sang anak tak berhasil ditemukan hingga kini. Waktu berlalu, hari pun silih berganti, peristiwa itu tetap lekat di hati warga Pulau Pari.

Sekitar pertengahan tahun 2010 lalu, seiring dengan perkembangan wisata di Kepulauan Seribu, warga Pulau Pari pun mulai sadar wisata. Atas inisiatif sendiri, mereka mulai membuka Pantai Tanjung Nailun untuk dijadikan tempat wisata. "Pas dibuka, memang indah sekali seperti belum terjamah manusia. Warga sini berembuk buat ganti nama. Melihat dua sisi itu (anak perempuan hilang dan eksotisme alam seperti perawan), warga sepakat dinamakan Pantai Pasir Perawan. Akhirnya sampai sekarang namanya," lanjutnya.

Mansur yang memiliki sebuah warung di tepi pantai itu mengaku, banyak pengunjung yang bertanya-tanya kepadanya terkait asal-usul nama Pantai Pasir Perawan. Atas alasan menjaga kenyamanan, ia pun hanya memberitahu bahwa nama pantai itu berasal dari kondisi pertama dibuka. Ia ingin kisah duka itu tetap menjadi masa lalu.

Koper bisa, ransel apalagi

Penamaan tersebut pun rupanya cukup menarik wisatawan dari berbagai daerah, terutama warga Jabodetabek untuk berlibur di Pantai Pasir Perawan. Di luar dugaan, baru tiga tahun dibuka, ratusan wisatawan membanjiri pantai itu setiap weekend tiba. Belum lagi bagi wisatawan yang menginap tidak hanya pada hari Sabtu dan Minggu. Wisata Pantai Pasir Perawan cukup lengkap bagi jenis wisatawan yang ada.

Bagi yang lebih suka dengan kenyamanan, terdapat home stay yang memiliki dua kelas. Kelas pertama yakni tempat tidur tanpa kipas angin sebesar Rp 350.000 dan, kelas kedua, tempat tidur lengkap dengan AC dan TV sebesar Rp 600.000 per malam. Tak usah khawatir pula soal makanan yang ada di lokasi tersebut. Selain bisa memesan melalui catering yang dikelola warga setempat, wisatawan juga bisa membeli makanan di warung yang terdapat, baik di permukiman maupun di pantai.

Nah, bagi yang doyan wisata gaya adventurer, pantai ini pun menyediakan tempatnya. Hanya dengan dikenakan biaya masuk Rp 10.000 per orangnya, pengunjung bisa mendirikan tenda di bagian timur pulau, sedikit menepi dari ramainya wisatawan berkoper. Tetapi ingat, jarang ada warga yang memantau aktivitas berkemah. Oleh sebab itu, tetaplah jaga sikap dan kebersihan pulau.

Untuk jenis wisata, warga sebagai pengelola menyediakan fasilitas wisata air. Wisata itu, di antaranya, sampan keliling pulau dengan harga Rp 400.000 untuk 10 orang, banana boat seharga Rp 350.000 untuk delapan orang, dan perlengkapan snorkling seharga Rp 35.000 per orang.

Matahari terbenam dan matahari terbit adalah waktu di mana semua wisatawan bercampur di titik-titik pantai tertentu. Semuanya pun bebas menikmati keindahan pemandangan yang terhampar indah dengan caranya sendiri. Ada yang hanya duduk di kursi kayu sambil menunggu matahari pergi dari peraduannya, atau sambil menjejakkan setengah kakinya ke air pantai. Banyak pula yang mengabadikan momen dengan kamera atau telepon seluler.

Tak ada lagi yang menarik hati selain memandang indahnya Pantai Pasir Perawan dari dua sisinya. Keindahan alamnya yang membuka jalan untuk memulai kehidupan dengan semangat dan harap serta menutup hari dengan syukur akan nikmat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com