WONOSOBO, KOMPAS -
Demikian disampaikan Bupati Wonosobo Kholiq Arif di sela-sela panen hasil kebun bibit sekolah (KBS) dan peluncuran program kebun bibit tentara (KBT) di Kelurahan Kejajar, Kecamatan Kejajar, Minggu (24/3). Hadir dalam acara itu Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, dan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo.
”Secara topografi, Wonosobo berada di lereng Gunung Sindoro dan Sumbing yang posisinya paling tinggi. Posisi yang strategis dan menjadi taruhan bagi wilayah lain mulai dari Kendal, Pekalongan, Banjarnegara, Cilacap, Temanggung, sampai Magelang,” kata Kholiq.
Sebagai wilayah mata air Sungai Serayu yang melintasi 13 kabupaten/kota, gundulnya hutan di Dieng akan memicu bencana di wilayah yang ada di bawahnya. Lahan kritis di Wonosobo mencapai 28.000 hektar atau sekitar 30 persen dari total luas wilayah kabupaten 98.400 hektar. Beberapa penyebab kerusakan lingkungan, yakni pembalakan liar, deforestasi hutan, dan sistem pertanian yang tidak ramah lingkungan.
Pemkab Wonosobo telah berhasil menggerakkan siswa sekolah lewat program KBS untuk menanam ratusan ribu bibit pohon. Berbagai elemen masyarakat juga dilibatkan, seperti pramuka, wartawan, PKK, tentara,dan legislatif.
Hatta mengapresiasi peran Pemkab memfasilitasi pihak-pihak lain dalam penyelamatan lingkungan di Wonosobo. Salah satunya lewat digagasnya Bukit Wartawan di Telaga Menjer yang ditanami oleh para jurnalis Indonesia sejak 2008.
Zulkifli Hasan berharap gerakan menanam pohon tersebut dapat dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan. Dalam acara tersebut, Kementerian Kehutanan memberikan bantuan dana Rp 2 miliar bagi gerakan penanaman pohon di Kabupaten Wonosobo.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.