Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kiprah Maskapai Lion Air Borong 234 Unit Airbus

Kompas.com - 27/03/2013, 03:30 WIB

Lion Air milik Rusdi Kirana dan kakaknya, Kusnan Kirana, sejak 2000 hingga kini telah memesan 727 pesawat. Sudah 100 pesawat Lion Air yang beroperasi. Lion Air berniat memiliki 1.000 pesawat tahun 2027.

Tumbuh tinggi

Ekspansi Lion Air ini, ujar Rusdi, karena harus merespons tingginya pertumbuhan pasar penerbangan di Asia Pasifik. Apalagi, tahun 2015 kebijakan ”open sky” diterapkan di ASEAN, yang memungkinkan konsumen punya banyak pilihan penerbangan. Pasar domestik dengan penduduk 245 juta orang juga akan terus digenjot.

Pertumbuhan pasar di Asia Pasifik yang sangat tinggi diungkapkan oleh Chief Operating Officer Customer Airbus John Leahy. Jika pertumbuhan pasar penerbangan di dunia mencapai dua kali lipat dalam setiap kurun 15 tahun, pasar Asia Pasifik bisa tumbuh dua kali lipat dalam setiap kurun 10 tahun. Karakter ini dipicu oleh penerbangan berbiaya murah.

Airbus mencatat permintaan maskapai penerbangan di Asia Pasifik yang sangat besar, pada saat bersamaan, backlog (kekurangan) pemenuhan juga besar. Untuk jenis A320, misalnya, dari jumlah pesanan 9.390 unit, baru bisa terpenuhi 5.467 unit.

Menurut Rusdi, fokus pengembangan bisnis Lion Air ke luar negeri dilakukan dengan membuat penerbangan baru maupun membangun maskapai baru di luar negeri dengan cara akuisisi atau membentuk baru. Beberapa negara tetangga yang potensial adalah Myanmar, Thailand, dan Vietnam.

Lion Air saat ini telah memiliki Maskapai Malindo Airways di Malaysia, perusahaan patungan dengan Malaysia, yang terbang perdana 22 Maret 2013. Beberapa destinasi antara lain Kinabalu (Malaysia), New Delhi, Dhaka, Kanton, dan Hongkong.

Bulan depan, Lion Air juga akan mengoperasikan pesawat layanan penuh (full service), Batik Air. Segmentasi pasar tetap akan dilakukan sesuai dengan target pasar. Untuk Thailand, misalnya, potensi tinggi dalam bisnis penerbangan biaya murah, sedangkan Australia untuk penerbangan layanan penuh.

Usaha membesarkan bisnis penerbangan haruslah bernilai tambah dan mendatangkan devisa ke dalam negeri. Pelebaran sayap usaha, lanjut Rusdi, tidak sekadar membeli pesawat.

Airbus telah sepakat memberikan pelatihan pilot dan teknisi di pusat training milik Lion di Cirebon dan Palangkaraya. ”Sebagai pembeli terbesar dari Airbus, kita punya power untuk melobi, dan mereka (Airbus) sangat kooperatif,” ujarnya.

Untuk perawatan, pihak Lion Air sedang membangun bengkel pesawat di lahan 16 hektar yang disewa dari Badan Otoritas Batam. (BM Lukita Grahadyarini)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com