Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ironi Lada di Pekarangan Rumah

Kompas.com - 29/03/2013, 08:09 WIB

Khoiri Anwar (62), warga sekampung Rohani, sempat mencecap manisnya bisnis lada hingga tahun 1981. Pada 1982, petani membabat kebun lada dan menggantinya dengan tanaman cengkeh. Manis rezeki cengkeh pun tidak lama dicecap Khoiri. Ketika produksi cengkeh melonjak tinggi, harga malah jatuh. Akibatnya, cengkeh dimusnahkan. ”Sebenarnya saya ingin menanam lada, tetapi bibit lada sulit didapat. Kami mencarinya ke Gunung Ular di Montasik,” ucapnya.

Kejayaan lada juga masih diingat Cut Nyak Mizar pada 1960-an. Ketika itu sekeliling rumah neneknya dikepung tanaman lada. Hasil panen lada ditampung oleh pedagang di Kota Meulaboh sebelum dikirim ke Malaysia. ”Saya ingat, penampung lada di Meulaboh bernama Haji Ibrahim,” ujar Cut Nyak.

Cut Dahlia, kerabat Cut Nyak, mencoba menanam lada lagi tahun 1997, sebanyak 400 batang pohon lada di kebun seluas 4 hektar di Meulaboh. Belum sempat menikmati panen lada, konflik politik pecah di Aceh. Kebun lada itu pun telantar dan akhirnya rusak. ”Setelah konflik reda, kebun itu saya jual dan pembelinya mengganti tanaman lada dengan sawit,” katanya.

Sejak saat itu, Cut Dahlia mengubur mimpi untuk menjadi petani lada. ”Lada itu bagian dari masa lalu. Orang Aceh sekarang lebih senang menanam sawit,” katanya dengan senyum kecut.

Kini, orang Aceh membeli lada untuk memasak kari dalam jumlah banyak. Sebab, lada yang tersisa di pekarangan hanya cukup untuk bumbu semangkuk kari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com