Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/04/2013, 08:41 WIB

Tidak mengherankan jika orang Aceh sepanjang tahun sibuk menggelar atau menghadiri undangan kenduri. ”Dalam dua minggu ini saya sudah menghadiri delapan kenduri, mulai dari akikah, pernikahan, maulid, hingga kenduri arisan,” ujar Reza yang mengaku sering kewalahan dengan aneka undangan kenduri.

Kalau Reza kewalahan, Rahman justru tidak. Dia dan teman-teman bahkan membentuk ”pasukan pemburu kenduri” yang kerjanya mengejar ke mana kenduri pergi. ”Lumayan bisa makan gratis,” katanya.

Sebanyak apa pun undangan kenduri yang datang, orang Aceh berusaha untuk memenuhinya. Pasalnya, kata Reza, kenduri adalah mekanisme sosial orang Aceh untuk saling mengikatkan diri dan saling mengunjungi. Agar ikatan sosial makin kuat, adat membuat setiap kampung saling bergantung. Di Gampong Lam U, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, misalnya, setiap meunasah hanya boleh memiliki dua kuali meski mereka sebenarnya memerlukan empat kuali.

”Tujuannya agar ketika masak kari untuk kenduri, pengurus meunasah meminjam kuali kepada meunasah lain,” ujar Reza.

Dewa anggur

Tradisi kenduri di Aceh telah berumur panjang. Anthony Reid dalam buku Menuju Sejarah Sumatera menuliskan, raja-raja kesultanan Aceh biasa menggelar aneka kenduri dan perayaan megah yang disertai aneka hiburan termasuk untuk menjamu utusan asing. Meskipun, menurut Snouck Hurgrounje, (ketika itu) masyarakat Aceh kebanyakan masih kurang makan.

Reid menambahkan, ketika menjamu utusan Inggris, Thomas Best, Sultan Iskandar Muda menyuguhkan paling tidak 400 jenis makanan dan minuman yang cukup untuk santapan beratus-ratus prajurit. Begitulah, kenduri dan perayaan besar sekaligus digunakan untuk memperlihatkan kemegahan dan kejayaan kerajaan.

Orang asing yang melihatnya akan terpukau seperti yang diperlihatkan John Davis, petualang Inggris yang datang ke Aceh pada abad ke-16. Ia geleng-geleng kepala melihat kemewahan pesta yang digelar Sultan Aceh dari pagi hingga petang. ”Raja seperti ’dewa anggur’ dan sukacita,” katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com