Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maria dan La Sagrada Familia

Kompas.com - 02/04/2013, 14:24 WIB
Heru Margianto

Penulis

Sementara, sisi selatan di Jalan Malorca disebut fasad glory yang menggambarkan karya-karya keselamatan Yesus di dunia. Sisi muka ini belum selesai dibangun.

“Gaudi menjadikan alam sebagai inspirasi utama arsitektur gereja ini. Kalau kamu masuk ke dalam, kamu akan bertemu dengan berbagai ornamen alam seperti dahan dan ranting-ranting pohon yang merambat, daun, bunga, buah pinus, dan macam-macam. Gaudi seperti ingin memindahkan nuansa alam dalam desainnya. Dari seluruh rancangan desain ini, ia seolah ingin mengatakan bahwa kehidupan ini berpusat pada Yesus,” paparnya.

Tak kunjung selesai

Mendengar penjelasan Maria, saya tergerak untuk beranjak mengitari sisi-sisi luar Sagrada Familia. Belum lagi kaki saya melangkah, gerimis turun cukup besar. Maria mengajak saya berlari kecil ke posko informasi wisata, sekitar 20 meter dari tempat kami berdiri. Kami berlindung di bawah atap kecil posko informasi itu. Maria tak henti bercerita. Saya senang mendapat pemandu wisata gratis siang itu.

“Kamu tahu berapa lama gereja ini di bangun?” tanya Maria.

“Saya baca di internet sejak 1883,” jawab saya.

“Betul. Sagrada Familia mungkin satu-satunya gedung di dunia yang pembangunannya butuh waktu paling lama. Sudah 130 tahun dan tak kunjung selesai.”

“Kenapa begitu lama?” tanya saya.

“Rumit. Penuh ornamen pahatan di sana-sini.”

“Lantas kapan selesainya.”

“Pemerintah bilang 2025. Tapi, saya tak percaya,” jawab Maria Sangsi.

Sebenarnya, Gaudi bukan arsitek pertama yang merancang Sagrada Familia. Mulanya, gereja ini dibangun oleh arsitek Francesc de Paula del Villar. Hanya setahun menangani pembangunan gedung gereja, Villar mengundurkan diri. Gaudi lantas ditunjuk meneruskannya. Selama 42 tahun, Gaudi menghabiskan waktunya membangun Sagrada Familia.

Sagrada Familia berarti keluarga kudus, yang mengacu pada Josef, Maria, dan anak mereka Yesus. Dalam iman Katolik, mereka disebut keluarga kudus dari Nazareth. Gereja ini dirancang memiliki 15 menara dengan ketinggian berbeda. Menara paling tinggi disebut menara Yesus, 170 meter. Lalu, menara Perawan Suci merujuk pada sosok Maria dengan tinggi 125 meter. Satu menara dipersembahkan kepada ayah Yesus, Josef. Menara lainnya dipersembahkan untuk para nabi.

Cita rasa desain Gaudi memang unik, non-konvensional, serasa keluar dari pakem. Arsitektur Sagrada Familia tampak menyeruak secara visual di tengah belantara bangunan di kota Barcelona yang monoton berbentuk kotak-kotak. Gaudi menaruh perhatian serius pada detail ukiran, pahatan, dan tiang-tiang bagunan yang tak bersudut, meliuk-liuk seperti ombak. Ia seolah tak suka dengan garus lurus.

Sayang, Gaudi tak sempat menikmati rancangan totalitas imannya. Ia meninggal ditabrak kereta pada 1926. Ketika ia meninggal, pembangunan Sagrada Familia baru rampung 20 persen. Rancangannya tidak hanya rumit, tapi juga berimplikasi pada biaya pembangunan yang tidak kecil.

Pembangunan Sagrada Familia sempat terhenti pada tahun 1935 saat gereja itu rusak akibat perang sipil Spanyol. Menurut Maria, pembangunan kembali dilanjutkan sekitar tahun 1950-an dengan dana dari donatur. Sejak Sang Arsitek meninggal, rancangannya mengalami modifikasi dan tak juga kunjung selesai hingga kini.

Entah berapa biaya yang sudah dikeluarkan. Entah, adakah juga catatan berapa generasi tukang batu, pemahat, seniman yang terlibat dalam pembangunan ini. Sagrada Familia bukan sekadar gedung gereja. Ia adalah cermin totalitas iman. Pembangunannya mungkin juga seperti perjalanan rohani manusia yang tak kunjung selesai.

Gerimis pun mulai reda. Sudah lewat tengah hari. Saya pamit pada Maria meneruskan perjalanan menyusuri Barcelona.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com