Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Izinkan Turis ke Paracel

Kompas.com - 08/04/2013, 02:48 WIB

BOAO, MINGGU - China kembali membuat langkah yang bisa meningkatkan ketegangan di Laut China Selatan. Mulai bulan April ini, China membuka jalur wisata ke kawasan sengketa di Kepulauan Paracel, yang oleh China disebut sebagai Kepulauan Xisha.

Sebuah perusahaan wisata, Haihang Group, dikabarkan telah menyiapkan sebuah kapal pesiar yang mampu mengangkut hingga 2.000 penumpang untuk berwisata ke kawasan kepulauan itu.

Perusahaan itu, seperti diwartakan Xinhua, Minggu (7/4), juga mengaku tengah membangun satu kapal lagi.

”Tur perdana akan digelar bersamaan hari libur May Day. Para wisatawan tak hanya dapat makan dan tidur di atas kapal pesiar, tetapi juga bisa turun melihat-lihat ke salah satu pulau,” ujar Wakil Eksekutif Gubernur Hainan Tan Li. Kepulauan Xisha berada di bawah administrasi Provinsi Hainan.

Tan juga mengatakan, pihaknya berencana menambah jumlah pelabuhan dan infrastruktur sanitasi di salah satu pulau terbesar di sana.

Langkah terbaru China ini dipastikan bakal memicu kemarahan Vietnam, yang selama ini bersengketa dengan China di kepulauan itu.

China mengambil alih penuh penguasaan kepulauan, yang terdiri atas sekitar 40 pulau kecil dan gugusan karang itu, dari Vietnam Selatan sejak tahun 1974.

Selain China dan Vietnam, Kepulauan Paracel juga diklaim oleh Taiwan. Insiden terkait sengketa tersebut sering terjadi di kawasan itu.

Insiden terakhir terjadi Maret lalu, ketika Pemerintah Vietnam memprotes keras sebuah kapal China yang menembaki kapal-kapal nelayan Vietnam hingga terbakar.

China membantah dan menyatakan tembakan dilakukan hanya dengan pistol suar yang tak menimbulkan kerusakan. China balik menuduh kapal-kapal nelayan Vietnam selalu menerobos batas wilayah China.

Tahun lalu, China meresmikan pemerintahan wilayah administrasi baru kota Sansha di Pulau Woody yang terletak di kepulauan tersebut. Selain itu, China juga membangun markas garnisun militer di sana.

China mengklaim hampir 90 persen kawasan Laut China Selatan sebagai wilayah kedaulatannya.

Termasuk dalam klaim itu adalah dua kepulauan besar, Paracel dan Spratly, serta sejumlah beting, seperti Scarborough.

Atas klaimnya itu, China bersengketa dengan sejumlah negara, seperti Vietnam, Filipina, Taiwan, Malaysia, dan Brunei.

Kecam ”pembuat onar”

Sementara itu, dalam pidatonya di forum bisnis Forum Boao untuk Asia, Presiden China Xi Jinping menyebut, tak satu pun negara di dunia bisa dibiarkan mengganggu perdamaian di kawasan Asia Timur.

Xi tidak menyebut secara spesifik ketegangan yang sedang terjadi di Semenanjung Korea ataupun sengketa teritorial dengan Jepang atau negara-negara Asia Tenggara.

Namun, diduga kuat pernyataan itu ditujukan kepada Korea Utara, yang akhir-akhir ini meningkatkan retorika ancamannya.

”Stabilitas di Asia saat ini tengah menghadapi tantangan baru ketika sejumlah isu panas terus mengemuka, saat baik ancaman tradisional maupun nontradisional juga terus terjadi,” kata Xi dalam pidatonya itu.(BBC/AFP/AP/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com