Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Natuna, Alam Cantik Tapi "Miskin" Turis

Kompas.com - 08/04/2013, 13:51 WIB

KOMPAS.com - Saat menyeberangi lautan dari Pulau Sumatera ke Pulau Batam, maka terlihat jelas Singapura. Apalagi jika menyeberang di malam hari, maka terlihat gemerlapnya lampu-lampu Singapura.

Hal tersebut dituturkan Anggun Wicaksono, salah satu tim "100 Hari Keliling Indonesia", saat mengingat kembali perjalanan dari Medan menuju Batam. Tim Kompas TV masih melakukan perjalanan menjelajahi Indonesia dalam rangka program "100 Hari Keliling Indonesia".

Mereka telah lama meninggalkan Pulau Sumatera, namun ada kisah-kisah menarik yang tersisa. Ramon Y. Tungka sebagai pembawa acara "100 Hari Keliling Indonesia dan tim Kompas TV melakukan perjalanan mengelilingi Indonesia dalam 100 hari untuk program terbaru Kompas TV.

"Kelihatan gemerlapnya Pulau Singapura, sementara pulau-pulau kita redup-redup," ujar Anggun.

Saat di Batam, tim sempat menjelajahi kota tersebut. Salah satunya dengan mampir ke studio animasi dan shooting terbesar di Asia Tenggara yang berada di pulau tersebut.

"Batam itu kota kecil tetapi semarak, seperti Singapura versi nanggung," kata Anggun.

Setelah menjelajahi Batam, tim kemudian berlanjut ke Natuna naik kapal Pelni. Tiketnya sekitar Rp 200.000 per orang. Menurut Anggun perjalanan yang ditempuh selama sehari semalam.

"Di Natuna, pariwisatanya belum digarap, yang datang juga turis asing. Turis domestik belum ada," kata Anggun.

Padahal, lanjut Anggun, Pulau Natuna begitu cantik dan sekilas mengingatkan pada Pulau Belitung, penuh dengan bebatuan granit. Sayang, pariwisata di Natuna belum maju.

"Padahal untuk menyelam juga cantik banget. Seperti little Phuket (pulau di Thailand)," kata Anggun.

Letak geografis Pulau Natuna yang diapit tiga negara yaitu Malaysia, Singapura, dan Thailand, membuat pulau ini mengalami berbagai isu perbatasan. Menurut Anggun, kasus pencurian ikan menjadi salah satu hal yang umum di Natuna.

Dalam program "100 Hari Keliling Indonesia", Ramon akan memulai perjalanan dari Jakarta, menuju Sumatera, kemudian Kalimantan. Lalu berlanjut ke Sulawesi, Papua, Ambon, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Bali. Perjalanan kemudian berakhir di Pulau Jawa, tepatnya kembali di Jakarta.

Tak hanya sekadar panorama dan segala keindahan bumi Indonesia yang akan diangkat. Melainkan juga sisi budaya, masalah sosial, dan masalah lingkungan, sampai problematika transportasi yang dihadapi Ramon selama perjalanan.

Ikuti twitter Kompas Travel di @KompasTravel

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com