Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Burung Bidadari Memadu Kasih

Kompas.com - 15/04/2013, 20:23 WIB

Namun, tak hanya melihat burung endemik itu yang membuat wisatawan datang. Keanekaragaman hayati di dasar Teluk Weda juga menjadi daya tarik lain. Tabung oksigen berikut peralatan selam tersedia agar wisatawan bisa menyelam dan menikmati keindahan bawah laut.

Menurut Joni Mamidar (30), pemandu selam, ada sedikitnya 20 titik selam di Teluk Weda untuk melihat keindahan terumbu karang berikut beragam ikan dan hewan lain yang hidup di antaranya. Dengan menyelam hingga kedalaman 30 meter, keindahan itu bisa terlihat.

Menyelam bisa dilakukan pada siang atau malam hari. ”Binatang yang terlihat di bawah laut pada siang hari berbeda dengan malam hari,” kata Joni.

Saat siang hari, penyelam bisa melihat keindahan Clown Triggerfish (Balistoides conspicillum) yang berwarna-warni atau Denise’s Pygmy Seahorse (Hippocampus denise) yang warna tubuhnya berubah-ubah mengikuti warna terumbu karang tempatnya berada. Saat malam hari, bisa terlihat Berry’s Bobtail Squid (Eupryma berryi) yang hanya pada malam hari keluar dari persembunyiannya, dari bawah pasir di dasar teluk.

Ketika waktu menikmati seluruh pesona alam dan bawah laut usai, wisatawan melepas lelah di cottage, di Weda Resort. Bangunan cottage menyerupai rumah tradisional Maluku Utara dengan ciri khas atap dan dinding dari pelepah sagu. Berada di dalamnya terasa sejuk.

Bangunan cottage berada di pesisir Teluk Weda dengan halaman belakang pepohonan yang lebat. Sejumlah burung endemik kerap dijumpai terbang di antara pepohonan.

Suasana sunyi karena resor itu berada jauh dari kota. Jarak tempuhnya dari Weda, ibu kota Halmahera Tengah, sekitar satu jam. Hampir sepanjang jalan masih berupa pasir dan batu dengan pepohonan dan semak belukar yang lebat di kiri-kanan jalan.

Rob Sinke dengan Weda Resort hadir saat pemerintah daerah seperti mendiamkan saja pesona alam di wilayahnya. Padahal, pesona itu bisa menarik wisatawan. Pemerintah justru lebih mudah mengundang investor tambang yang bisa merusak alam dan mengancam keanekaragaman hayati alam Halmahera Tengah.

Weda Resort di Kobe baru beroperasi pada 2011. Sebelumnya, atau sejak 2010, resor berada di Sagea, Weda Utara, Halmahera Tengah. Resor dipindah sebab penambangan nikel di Sagea merusak lingkungan.

Kehadiran Weda Resort di Kobe juga berdampak positif bagi masyarakat, terutama warga Desa Kobe dan Sawai Itepo, dua desa di dekat resor. Hasil bumi masyarakat, seperti buah-buahan, sayuran, dan ikan sering kali dibeli pengelola dan penghuni resor. ”Ada juga warga yang dipekerjakan di resor. Mereka diajari untuk menjadi pemandu bagi wisatawan yang datang,” kata Kepala Desa Sawai Itepo, Yansen Papaceda.

Selain itu, warga juga menjadi lebih sadar menjaga alamnya. Menurut Yansen, banyak dari masyarakat yang dulu perambah hutan dan menangkap burung endemik untuk dijual kini berubah. ”Warga sadar jika hutannya kaya akan burung langka yang bisa menarik wisatawan. Kekayaan ini yang membuat warga berubah dan ikut menjaga hutan,” katanya.

Warga kini bergantung sepenuhnya pada hasil bertani, seperti sayuran dan buah-buahan, juga hasil menangkap ikan di laut. Rob Sinke juga mempersilakan lahan tidur di dekat resor untuk diolah menjadi kebun supaya warga tidak lagi merambah hutan.

Pendidikan dan kesehatan warga desa di dekat resor juga menjadi perhatian Rob. Ia membangun satu gedung di Sawai Itepo untuk pendidikan anak usia dini. Selain itu, tempat mandi, cuci, dan kakus dibangun bagi warga Sawai Itepo. ”Saya sedih melihat ketertinggalan warga desa. Jadi, sebagian pendapatan untuk membantu mengeluarkan mereka dari ketertinggalan,” ujarnya. (A Ponco Anggoro)

Ikuti twitter Kompas Travel di @KompasTravel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com