Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Bambu, yang Menyimpan Warisan Teh

Kompas.com - 17/04/2013, 17:12 WIB

Menurut Kuswandi, bentuk rumah seperti itu ditemukan di Kampung Papandak, Kecamatan Paseh, dan Kampung Papandak, Kecamatan Wanaraja, Garut. Buktinya, foto-foto karya fotografer Perancis, Thilly Weissenborn, pada 1917-1942 tentang rumah papandak sudah terekam. Namun, kini di kedua kampung tersebut tak lagi ditemukan pola rumah sejenis.

Thilly adalah pionir juru foto yang memperkenalkan Garut pada dunia. Artis Charlie Chap- lin tercatat datang dua kali ke Garut setelah melihat foto Thil- ly yang dicetak jadi kartu pos. Obyek kesukaannya pemandangan sekitar Garut. Beberapa foto Thilly yang tersisa merekam sejumlah Rumah Bambu.

Kebiasaan warga yang tinggal di sekitar rumah papandak juga diperkenalkan. Pengunjung diperkenalkan saunglisung yang digunakan sebagai tempat menumbuk padi. Ada juga saung ranggon sebagai menara pengusir burung dari sawah. Ada juga Bale patemon (ruang tamu) dan pawon (dapur). Di sini, pengunjung bisa menikmati masakan dari dapur tradisional, yang berasnya diambil dari lumbung penyimpan beras.

”Sebelum bom Bali, banyak wisatawan asing yang datang seperti dari Australia, Kanada, Perancis, dan banyak dari Belanda. Mereka keturunan dari para perintis perkebunan teh. Tetapi, kini lebih banyak siswa sekolah yang ingin tahu sejarah teh,” tambah Kuswandi.

”Outbound”

Menurut Endang (72), pengurus Rumah Bambu, tempat ini selain untuk penyuka wisata sejarah dan budaya juga bisa buat pelatihan atau sekadar pelepas penat. Wahana drum jungkit, kolam renang, tarik tambang, arena pemancingan ikan, hingga tangga goyang dan kolam renang mini berpadu dengan arena pemancingan ikan dan sawah warga. ”Kami sediakan empat rumah panggung bagi pengunjung yang menginap. Satu rumah bisa menampung delapan orang dengan biaya Rp 400.000-Rp 500.000 per malam, termasuk makan pagi,” katanya.

Jika ingin merasakan suasana pedesaan dan tradisi Sunda di Rumah Bambu, wisatawan bisa mendapatkannya asalkan memberi tahu jauh hari sebelumnya. Wisatawan juga bisa melakukan perjalanan wisata ke perkebunan teh di sekitar perkebunan teh Waspada, Malabar, dan Gambung.

Karel van der Hutch, keturunan ke-7 GLJ Van der Hutch, pionir perkebunan teh di Indonesia, yang tinggal seminggu, mengatakan, Rumah Bambu memberikan kenangan hangat masa lalu. Tak heran nenek moyangnya pada waktu itu sangat mencintai dan tak mau meninggalkan Indonesia kala itu. (Cornelius Helmy)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com