Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Wisata di Kepulauan Seribu Terganjal Transportasi

Kompas.com - 18/04/2013, 15:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Sejumlah pelaku usaha wisata di Kepulauan Seribu menilai jasa angkutan belum mampu mengiringi geliat sektor pariwisata. Terbukti tidak semua calon penumpang terangkut, terutama di akhir pekan dan hari libur nasional, sehingga target kunjungan wisatawan tidak tercapai.

Kalangan pelaku bisnis wisatawan menyayangkan pengurangan jumlah armada kapal cepat yang dioperasikan oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Dua dari enam kapal cepat ”Kerapu” yang biasa melayani rute Muara Angke-Kepulauan Seribu kini dipakai untuk angkutan harian pengungsi banjir Penjaringan, Jakarta Utara, dari dan ke Marunda atau Muara Baru sejak pertengahan Februari 2013.

Amsir Hasbi, pengurus Asosiasi Pelaku Usaha Wisata Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Rabu (17/4/2013), mengatakan, Pulau Tidung dan beberapa pulau tujuan wisata di Kepulauan Seribu yang biasa disinggahi dua kapal cepat kini hanya satu kapal dalam sehari. Kondisi ini membuat sebagian wisatawan dan warga beralih ke kapal ojek, atau batal berangkat.

Sejak dua bulan ini, kapal hanya sekali berangkat, yakni pukul 07.00. Mereka batal berangkat ke Kepulauan Seribu jika terlambat atau tak terangkut karena kapasitas kapal hanya 20 orang. Tarif kapal ojek kayu Rp 30.000, sedangkan tarif kapal cepat yang dioperasikan pemerintah Rp 52.000 per orang dan swasta Rp 120.000 per orang yang berangkat dari Dermaga Marina Ancol.

Wisatawan sebenarnya lebih senang dengan kapal cepat karena waktu tempuh yang lebih pendek dan nyaman. Adapun kapal ojek yang diangkut tidak hanya penumpang, tetapi juga barang belanjaan milik pedagang atau warga dalam jumlah banyak.

Tidak ada kepastian

Berkaitan dengan itu, kata Amsir, pelaku usaha dan wisatawan berharap ada kepastian jadwal dan kapasitas angkut kapal yang memadai. Tanpa itu, bisnis wisata di pulau Kepulauan Seribu akan sulit berkembang.

Ketua Forum Pemuda Wisata Pesisir Pulau Pari, Fatoni, menambahkan, pembenahan transportasi mendesak untuk mengembangkan pariwisata Kepulauan Seribu. Apalagi belakangan tumbuh rumah singgah atau penginapan, obyek wisata, dan usaha jasa pendukung wisata, seperti penyewaan sepeda, alat selam, dan sampan.

Ketidakpastian angkutan memaksa sebagian calon wisatawan urung berangkat. ”Pulau Pari biasa disinggahi kapal cepat Kerapu pukul 09.00 dan pukul 11.00, tetapi dua bulan ini cuma disinggahi sekali, yakni pukul 09.00," katanya.

Bupati Kepulauan Seribu, Achmad Ludfi mengatakan, transportasi menjadi salah satu kendala pencapaian target kunjungan wisata. Tahun lalu, jumlah wisatawan hanya sekitar 700.000 orang, lebih rendah daripada target yang mencapai 1 juta orang.

Pihaknya belum mendengar keluhan warga atau pelaku usaha wisata terkait pengurangan kapal cepat. ”Jika hanya untuk melayani warga, jumlah (kapal) yang ada sudah cukup. Namun, kalau penumpang pemakai jasa transportasi itu wisatawan, mahasiswa, pegawai negeri, dan peneliti, jika dibilang (kapalnya) kurang, ya, kurang,” kata Ludfi. (MKN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com