Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Subak, Harmoni Semesta

Kompas.com - 30/04/2013, 09:12 WIB

EMBUN bergelayut pada daun padi. Matahari malu-malu memancarkan sinarnya. Gemericik air dan kicau burung menciptakan orkestra pagi yang sempurna. Harmoni semesta itu hadir di Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali, Rabu (10/4/2013).

Areal persawahan di Jatiluwih kini telah menjadi tempat percontohan subak, organisasi warga yang mengatur sistem pengairan sawah untuk bercocok tanam di Bali.

Sistem subak terkait erat dengan ajaran Hindu yang tertuang dalam Tri Hita Karana atau tiga sumber kebaikan, yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan alam, dan hubungan manusia dengan manusia. Harmonisasi hubungan tersebut diterapkan secara turun-temurun lewat subak yang sarat makna solidaritas sosial, gotong royong, dan toleransi.

Sistem pertanian subak tercatat dalam Prasasti Sukawana tahun 882 M. Prasasti itu menyebut kata ”huma” dan ”parlak” yang berarti tegalan. Ini menegaskan pada zaman itu masyarakat sudah mengenal cara menggarap sawah dan tegalan. Namun, Guru Besar Sejarah Universitas Udayana AA Bagus Wirawan mengatakan, sistem subak diperkirakan telah ada sekitar 2.000 tahun lalu ketika masyarakat Bali kuno mulai menetap.

Karena pengalaman bertani yang panjang, orang Bali sangat pandai, rinci, dan ruwet dalam mengolah sawah. Mereka percaya kesuburan tanah dan keberhasilan panen berkat Sang Maha Pencipta melalui Dewi Sri, yang berkat kesaktiannya menjadikan sawah lebih bermanfaat bagi manusia.

Lanskap budaya subak di Bali telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia pada sidang Komite Warisan Dunia Ke-36 Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) di Saint Petersburg, Rusia, pada 2012. (Heru Sri Kumoro)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com