Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bakso Bakar Malang Membuat Turis Ketagihan

Kompas.com - 10/05/2013, 13:19 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Bakso bakar khas Malang, Jawa Timur, berhasil 'menghipnotis' para pecinta kuliner hingga para turis asing yang berwisata ke Malang. Aroma bakar dengan rasa pedasnya menjadi khas tersendiri dan tidak ditemukan pada bakso lain di luar Malang.

Bakso bakar khas Malang pertama kali diciptakan oleh Soeparman, yang populer dipanggil Pak Man. Warung Bakso Bakar Pak Man berlokasi di Jalan Diponegoro No 19 A Kota Malang.

Bakso bakar Pak Man setiap harinya dibuka pada pukul 09.00 WIB hingga pukul 21.00. Saat Kompas.com berkunjung ke warung tersebut, terlihat tak pernah sepi dengan pengunjung.

Keberadaan bakso bakar Pak Man semakin meramaikan wisata kuliner khas Kota Malang. Bakso Pak Man menyediakan beragam varian cita rasa bakso khas Malang. Dari bakso rebus hingga bakar.

Dari cerita Soeparman alias Pak Man, selaku pemilik bakso bakar Pak Man, ide membuat bakso bakar berawal dari sebuah kejadian saat para karyawannya sedang membakar sampah sisa bakso di depan warungnya. "Saat itu saya masih jualan bakso di depan SMPN 2 Kota Malang," kata pak Man.

Saat itu pada tahun 1997. Pak Man berjualan bakso sejak tahun 1965. "Sejak 1965, saya jualan bakso rebus biasa. Saat karyawan saya bakar sampah sisa bakso di depan warung di SMPN 2, saya mencium aroma bakar bakso. Saya lihat, ternyata memang bakso yang dibakar," cerita pak Man, ditemui di warungnya, Selasa (16/4/2012).

Mencium aroma bakso bakar yang dibakar tidak sengaja oleh seorang karyawannya, muncul ide untuk membuat bakso bakar. Keesokan harinya Pak Man langsung mempraktikkan membakar bakso dan dijual di warungnya. "Ternyata laris dan banyak pembeli yang berminat," katanya.

bakso-2

Bakso bakar khas Malang.  (KOMPAS.COM/YATIMUL AINUN)

Saat itulah, Pak Man terus menyediakan bakso bakar di warungnya. "Dari ide sederhana itu hingga saat ini bakso bakar menjadi bakso bakar khas Malang," katanya.

Bakso yang disediakan di Warung Bakso Bakar pak Man ada dua jenis yakni bakso rebus dan bakso bakar. "Yang diburu para pembeli adalah bakso bakarnya. Kalau bakso rebusnya tak terlalu laris," katanya.

Khas bakso bakar Pak Man yang diburu pecinta kuliner dan para wisatawan asing adalah rasa pedasnya. Rasa pedas dan porsi yang ditawarkan beraneka. Ada porsi level satu hingga tiga. Porsi pertama berisi 10 biji, kedua 15 biji dan level ketiga dari 20 biji hingga 25 biji.

Untuk rasa pedas yang disediakan, mulai dari rasa tidak bedas, sedang dan sangat pedas. "Yang laris bakso bakar sangat pedas," katanya.

Setiap hari, pak Man harus menyediakan 50 kilogram daging sapi. Adapun harganya tergolong cukup merakyat. Porsi level pertama (10 biji) seharga Rp 15.000, level kedua (15) Rp 22.500, level ketiga (25 biji) Rp 37.500.

Ditanya apa yang khas dari bakso bakar? Menurut Pak Man, khasnya adalah rasanya khas dan juga pedasnya yang tak dimiliki bakso bakar lainnya di Malang dan diluar Malang.

Proses pembuatannya, daging sapi digiling lalu dibentuk layaknya bakso biasa. "Setelah direbus lalu dibakar. Sebelum dibakar diberi bumbu dulu, agar rasa dan aromanya terasa sedap. Bumbunya, menggunakan kecap dan saos. Selain itu, ada rahasia yang membuat rasanya khas," katanya sembari tersenyum.

Bakso bakar tak hanya diburu para warga Malang, wisatawan lokal. Para turis yang berkunjung ke Malang juga sering berkunjung menikmati bakso bakar Pak Man.

"Rasanya memang beda dengan bakso bakar lainnya. Aroma harumnya khas dan memang sedap. Bakso bakar pedas jelas lebih enak dari yang biasa," kata Hanum Aktavia, seorang penikmat bakso Pak Man.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com