MENGUNJUNGI Beijing, China, bayangan Great Wall dan Forbidden City langsung jadi dua obyek tujuan wisata utama yang ingin dilihat. Keterkenalan nama keduanya sudah menjadi daya tarik yang sulit untuk dilawan dan diabaikan begitu saja ketika tiba di Beijing. Apalagi bila tiba di Beijing pagi hari dengan penerbangan Garuda Indonesia dari Jakarta, saat menjelang waktu shalat ashar, kedua lokasi ini sudah selesai didatangi untuk memuaskan keingintahuan.
Namun, sebelum menuju obyek wisata itu, ada baiknya mendatangi wilayah Yayun Cun dulu, untuk mencari sarapan. Di sana ada resto Hong Zhuang Yuan, yang menyajikan menu tradisional China. Cobalah ba bao zhou atau sering disebut bubur 8 harta karun. Bubur beras yang disajikan hangat ini amat nikmat buat sarapan. Apalagi jika perut sedang lapar di tengah suhu udara Beijing 3 derajat celsius pada pertengahan April lalu.
Isi ba ba zhou ini terdiri dari delapan biji-bijian yang menjadi makanan pokok masyarakat China, amat menyehatkan. Selain beras, bubur ini dibuat dari biji- bijian, seperti beras ketan, beras merah, jewawut, gandum, kacang tanah, kacang merah, dan kacang hijau. Selain itu, sering juga disajikan dengan tambahan kelengkeng kering, kismis, dan irisan buah kering. Selain sehat, yang amat penting bagi sebagian besar penduduk Indonesia, ba bao zhou ini qiingzheen cài, secara harfiah artinya bersih, tetapi yang dimaksud adalah makanan halal.
Secara tradisional, makan ba bao zhou paling nikmat ditemani susu kedelai hangat yang disajikan dalam mangkok, dan yu tiao berukuran cukup besar. Yu tiao ini kita kenal dengan sebutan cakwe. Rasanya, perut akan terisi penuh dan punya tenaga yang cukup untuk menjelajah Tembok Besar China dan Kota Terlarang.
Jelajah
Tembok Besar China sepanjang 629 kilometer, bagian utamanya meliputi Badaling Great Wall, Simatai Great Wall, Mutianyu Great Wall, Jinshanling Great Wall, Huanghuacheng Great Wall, Juyongguan Great Wall, Jiankou Great Wall, dan Chaoyang Great Wall. Dari semua bagian tersebut, Tembok Besar di Badaling menjadi lokasi yang paling terkenal dan terawat paling baik. Dari delapan situs itu, ada tujuh lokasi yang resmi dibuka untuk umum, sedangkan Jiankou Great Wall tidak dianjurkan bagi wisatawan biasa karena alasan keamanan.
Dari tujuh situs yang dibuka untuk umum, Badaling Great Wall paling banyak dikunjungi wisatawan. Lokasinya pun boleh dikatakan masih menempel di Beijing. Di sini, bagian Tembok Besarnya terawat paling baik, dan langsung bisa dicapai dengan berjalan kaki dari lokasi parkir mobil. Namun, bagi yang tertarik dengan udara segar dan pemandangan indah pegunungan, Mutianyu Great Wall jadi pilihan tepat. Di sini, pada pertengahan April, mulai terlihat pucuk bunga sakura yang tidak lama lagi akan mekar penuh.
Dari Beijing, Mutianyu Great Wall yang terletak di Kabupaten Huairou, jaraknya sekitar 45 km yang dapat ditempuh sekitar 30 menit. Untuk mencapai Tembok Besar, pengunjung harus menggunakan kereta gantung, setelah sebelumnya berjalan mendaki sekitar 500 meter dari tempat mobil di parkir. Namun, di sepanjang perjalanan itu, kita bisa melihat suvenir menarik yang ditawarkan, dan beragam buah-buah kering yang ditawarkan pedagang yang berusia lanjut.
Bagi yang suka dengan lokasi perjalanan yang lebih menanjak dan menjelajah topografi yang terjal, tetapi menyajikan pemandangan yang fantastis, kita bisa mengunjungi Simatai dan Jianshanling Great Wall.
Puas di Great Wall, masih cukup waktu kembali ke Beijing untuk makan siang. Kawasan yang dituju adalah Niujie, yang berada di wilayah Xuanwu. Kawasan ini dikenal sebagai tempat tinggal komunitas Muslim terbesar di Beijing. Jadi rasanya tidak akan kesulitan untuk menemukan makanan yang halal.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.