Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Bilang Tidak Ada Copet di Paris?

Kompas.com - 20/05/2013, 18:27 WIB

KOMPAS.com — Paris! Kota impian, kota romantis, kota bersejarah, dan tentunya kota mode! Sayangnya, Paris yang gemerlap belakangan ini dibuat heboh dengan semakin merajalelanya para pencopet dan penipu. Salah satu teman saya yang sedang berlibur di Paris pun jadi korban, lensa kameranya lenyap saat sedang antre memasuki salah satu tempat wisata.

Hilang dompet dan telepon genggam sudah menjadi "langganan" di dalam metro Paris. Para pencopet (pickpockets) ini layaknya sebuah organisasi yang diatur oleh beberapa pemimpin dengan anak buah yang sebagian besar adalah anak-anak.

Saya masih ingat, bagaimana dulu adik saya ketika akan mengunjungi kakaknya di Montpellier, dia bersama teman-temannya yang satu kuliah di Belanda mampir untuk wisata dua hari di Paris.

Malangnya, adik saya kehilangan dompetnya di dalam metro. Modusnya selalu sama, para pencopet ini adalah anak-anak antara 12 dan 14 tahun. Mereka selalu berjumlah dua hingga empat orang. Saat di pemberhentian metro mendekat, dua pencopet itu akan menggencet si korban hingga tak bisa berkutik. Lalu temannya yang satu beraksi mengambil barang milik korban. Begitu pintu metro terbuka, mereka akan kabur secara cepat dan menyebar.

Belakangan ini, aksi pencopetan memang sudah terkenal di dalam metro Paris, jadi semakin merajalela. Di metro, para pickpockets sudah semakin terlihat terang-terangan. Polisi melakukan razia hingga berkali-kali pun tak membuat mereka jera. Mereka begitu lihai dan terorganisasi secara rapi.

Setiap kali anak-anak remaja itu mulai beraksi dan mencari mangsa, selalu ada pemimpin mereka yang mengawasi. Jika dulu mereka berani melakukan kejahatan ini kebanyakan di metro, kini antrean memasuki museum dan tempat-tempat pariwisata pun sudah menjadi kawasan jajahan para pencopet.

Selain mencopet, cara lain untuk mendapatkan uang atau barang milik korban dengan paksaan adalah penipuan. Mereka seolah-olah bekerja sukarelawan untuk kemanusiaan, meminta para turis atau orang yang lewat untuk menandatangani sebuah petisi. Petisi untuk kedamaian, pertolongan anak-anak korban perang, dan masih banyak lainnya.

Mereka yang tak mengerti, kebanyakan merasa tersentuh, lalu bersedia memberikan tanda tangan  partisipasi demi kemanusiaan.

Malangnya, begitu tanda tangan diberikan, paksaan pemberian uanglah sebagai tanda partisipasi untuk memberikan dana kemanusiaan yang akan diterima si pemberi tanda tangan. Paksaan ini kerap membuat yang memberi tanda tangan jadi serbasalah, dan akhirnya mengeluarkan uang receh. Kadang diterima. Namun, seringnya ditolak seolah uang receh tak ada artinya.

Nah, saat itulah terjadi sentuhan fisik. Jika bernasib malang, maka penipu yang telah tahu di mana korban menyimpan dompetnya akan mengambil secara diam-diam.

Sejak tahun lalu, aksi pencopetan dan penipuan dengan modus operasi yang sama meningkat 11 persen dari tahun sebelumnya.

Februari lalu, saya berada di Paris untuk suatu pekerjaan. Teman saya kebetulan sedang berlibur di Paris. Jadilah kami melakukan temu janji di salah satu tempat yang terkenal untuk pengambilan gambar Menara Eiffel, yaitu Trocadero. Saya yang datang lebih dulu, harus menunggu sampai hampir satu jam lamanya, tentu saja sedikit kesal karena pegal dibuat menunggu.

museum-louvre-paris
Museum Louvre Paris. Karyawan museum sempat mogok kerja dan demo akibat ulah para pencopet yang sudah keterlaluan. (DINI KUSMANA MASSABUAU)

Namun ketika tahu teman saya terlambat datang karena kena musibah, saya jadi memarahi diri sendiri karena tak terpikir jika teman saya itu sedang mengalami kesulitan. Rupanya lensa yang ditaruh dalam tas kameranya hilang. Yang membuat saya heran, bagaimana cara si pencopet bisa mengambil lensa kamera yang lumayan besar itu?

Teman saya, Dina, menerangkan bahwa saat berada dalam metro, dia berada di antara beberapa anak remaja perempuan. Menurut teman saya, wajah-wajah mereka seperti berasal dari Eropa Timur. Teman saya sibuk dengan peta Paris di tangannya, sementara kamera dia gantungkan di lehernya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com