Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wah, Ada Periuk Raksasa di Goedang Ransoem

Kompas.com - 31/05/2013, 13:47 WIB

KOMPAS.com  Walaupun disebut sebagai gudang, aslinya bangunan ini adalah dapur. Ya, sebuah dapur besar. Kini, dapur tersebut telah menjadi museum yang dikenal dengan nama Museum Goedang Ransoem.

Museum tersebut terletak di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Kota Sawahlunto memang sejak lama merupakan kota tambang batu bara. Pada masa kolonial Belanda, kota ini begitu sibuk dengan aktivitas tambang batu bara.

Belanda pun membangun sebuah bangunan khusus sebagai tempat dapur umum untuk menyuplai makanan bagi para pekerja tambang batu bara dan pasien rumah sakit. Goedang Ransoem dibangun di tahun 1918.

Masuk ke dalam museum, bangunan tersebut ditata secara apik. Bangunan juga terjaga kelestariannya. Setiap koleksi juga dipamerkan dengan rapi dan memudahkan pengunjung dalam melihat-lihat koleksi di dalamnya.

Tak perlu heran jika Anda menemukan berbagai macam peralatan memasak dalam ukuran raksasa, seperti periuk hingga tungku pembakaran. Peralatan memasak ini masih utuh dan umurnya sudah lebih dari 100 tahun.

Periuk untuk memasak saja memiliki diameter hingga 132 sentimeter. Bisa dibayangkan berapa banyak nasi yang harus dimasak. Bagaimana tidak, setiap hari para pekerja dapur harus memasak 3.900 kilogram nasi. Belum lagi lauk-pauknya, seperti daging, ikan, telur, dan sayur. Makanan harus disediakan untuk sarapan, makan siang, dan makan malam.

Cara memasaknya adalah menggunakan sistem uap. Jadi, uap panas dialirkan dari ruang bawah tanah ke tungku-tungku memasak. Selain area memasak, ada pula tungku pembakaran untuk menghasilkan sumber energi uap panas tersebut.

Pada masa kolonial Belanda, sistem memasak berskala besar tersebut menggunakan tenaga kerja penduduk lokal. Ada sekitar 100 pekerja di dapur umum ini. Sebagian besar merupakan eksploitasi tenaga kerja anak-anak. Ada banyak kisah menarik yang disajikan di dalam museum tersebut.

Pengunjung jadi bisa menapak tilas kondisi dapur umum saat masa kejayaan tambang Sawahlunto, seperti sering terjadinya perebutan makanan antara sesama buruh tambang yang berujung pada perkelahian.

Tak hanya dapur

Area Goedang Ransoem ini sendiri merupakan sebuah kompleks yang terdiri dari beberapa bangunan. Beberapa bangunan menjadi tempat pameran yang tak berkaitan dengan sejarah dapur umum, tetapi lebih menggambarkan budaya Sawahlunto.

Coba saja tengok di area Galeri Etnografi yang menampilkan kebudayaan masyarakat Sawahlunto mulai dari pakaian, senjata, tradisi, sampai kuliner khas Sawahlunto. Ada pula area Galeri Melaka yang menjelaskan sejarah dan pariwisata Melaka, Malaysia.

Beberapa tahun lalu, museum juga dilengkapi dengan IPTEK Centre. Koleksinya berupa alat-alat peraga bernuansa sains dan teknologi. Area inilah yang paling diminati oleh anak-anak sebab alat peraga bisa dicoba langsung. Jadinya, anak-anak bisa bermain sambil belajar.

Untuk berkunjung ke Museum Goedang Ransoem, pengunjung hanya dikenakan tiket masuk sebesar Rp 4.000 untuk orang dewasa dan Rp 2.000 untuk anak-anak. Museum buka sejak pukul delapan pagi pada hari Selasa sampai Minggu.

Museum terletak di Jalan Abdul Rahman Hakim, Kelurahan Air Dingin, Kecamatan Lembah Segar. Dengan motor, waktu tempuh hanya sekitar 10 menit dari Lapangan Segitiga Kota Sawahlunto sebagai pusat kota. Kota Sawahlunto sendiri bisa ditempuh dengan mobil dari Kota Padang selama kurang lebih dua jam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com