Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wada House, Pengawal Shirakawa-go

Kompas.com - 01/06/2013, 22:57 WIB

SHIRAKAWA, KOMPAS.com - Rumah berarsitektur gassho-zukuri itu berdiri paling depan dengan segala kegagahannya di Shirakawa-go, Prefektur Gifu, Jepang. Rumah itu seolah menyambut tamu yang berkunjung ke desa yang sudah dinyatakan sebagai Warisan Dunia oleh Unesco pada Desember 1995.

Itulah Wada House, rumah tertua dan terbesar di Shirakawa-go. Wada House dibangun sekitar 300 tahun silam, ketika Jepang masih di era Edo (1603-1868).

Garis keluarga Wada dimulai sejak 1573 dan kepala keluarga setiap generasi keluarga itu berhak atas gelar "Yauemon" dan menjadi pemimpin desa tersebut sepanjang era Edo.

Ketika itu sejumlah rumah penjagaan di beberapa tempat strategis di desa itu. Fungsinya, selain sebagai kantor polisi juga sebagai tempat untuk mengumpulkan upeti. Di masa itu, keluarga Wada bertugas sebagai pejabat di Kantor Polisi Ushikubi pada akhir abad ke-18.

Di masa lalu, warga Shirakawa bekerja sebagai pembuat bubuk mesiu. Keluarga Wada menjadi kaya dari memproduksi dan menjual mesiu dari era Genroku (akhir abad ke-17) hingga masa Meiji. Dan pada era Meiji-lah, kepala keluarga Wada terpilih menjadi kepala desa pertama di desa itu.

Rumah sekaligus museum

Kini Wada House dipimpin oleh Masahito Wada, generasi ke-20 keluarga itu. Sebagian besar unsur rumah itu masih asli, termasuk pilar, beberapa tali, dan dinding papan. Sebagian besar dinding papan dan pilar Wada House berwarna hitam saking tuanya.

Wada House sangat luas, sehingga meskipun sebagian besar bagian rumah itu dijadikan museum, beberapa anggota keluarga Wada masih tinggal di situ. "Tujuh anggota keluarga saya tinggal di sini," kata Masahito Wada.

Di Wada House, wisatawan bisa melihat langsung bagian dalam sebuah rumah bertipe "gassho-zukuri" atau rumah beratap "tangan yang berdoa". Para pengunjung bisa naik hingga ke lantai 3 rumah itu.

Wada House terdiri dari tiga bangunan. Bangunan terbesar yang terletak di tengah, merupakan rumah utama. Bangunan gudang terletak di sisi kiri, sementara toilet berada di sebelah kanan. Kompleks rumah ini dikelilingi pohon dan dinding batu yang berfungsi untuk melindungi bangunan dari angin.

Bangunan utama Wada House terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama digunakan sebagai tempat tinggal. Di situ terdapat ruang utama, sebuah altar Buddha, ruang tamu dan beberapa kamar tidur. Sementara itu lantai 2 dijadikan tempat budidaya ulat sutera.

Perapian yang mengawetkan

Di salah satu sudut lantai 1, terdapat lubang yang dijadikan perapian. Tidak ada lantai di atas perapian tersebut. "Supaya asap dan jelaga yang keluar dari perapian bisa langsung ke lantai tiga. Asap yang ditimbulkan berguna untuk mengawetkan kayu-kayu di rumah ini," Masahito Wada menjelaskan.

Wada menambahkan, asap dari perapian akan menembus hingga bagian atap dan tali-tali yang mengikat setiap balok dan kayu yang menjadi struktur rumah. "Rumah ini menjadi antirayap karena pengasapan itu," jelas dia.

Seperti rumah bergaya gassho-zukuri lainnya, setiap kayu maupun atap disatukan dengan tali. "Tidak ada satupun paku atau logam untuk membentuk rumah ini," kata Wada.

Setelah Shirakawa-go dinyatakan sebagai Warisan Dunia oleh Unesco pada 1995, Wada House ditetapkan sebagai Bangunan Penting Budaya Nasional oleh pemerintah Jepang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com