Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Gencar Promosi Pariwisata Pascatsunami

Kompas.com - 07/06/2013, 17:25 WIB
Kistyarini

Penulis

KUROBE, KOMPAS.com - Gempa bumi dahsyat dan terjangan gelombang tsunami yang mengguncang Jepang beberapa tahun lalu berpengaruh banyak pada dunia pariwisata Jepang.

Banyak negara melarang warga negaranya berkunjung ke negara berjuluk Negeri Matahari Terbit tersebut. Larangan itu terutama terkait kekhawatiran akan radiasi nuklir mengingat sejumlah reaktor nuklir Jepang yang bocor akibat guncangan gempa bumi.

Menurut Presiden Direktur Jalan Tour, Kunio Yagura, wisatawan dari beberapa negara Eropa berhenti berkunjung ke Jepang pascatsunami. "Perancis dan Jerman, terutama. Sama sekali tidak ada wisatawan dari kedua negara tersebut karena kekhawatiran akan radiasi nuklir," jelas Yagura dalam perbincangan dengan Kompas.com di Kurobe Dam, Kurobe, pertengahan Mei lalu.

"Dari Asia Tenggara, yang paling strict adalah Singapura. Wisatawan dari negara itu berhenti sama sekali," lanjut lelaki yang baru sekitar enam bulan bertugas di Indonesia itu.

Kini pemerintah Jepang melalui badan-badan pariwisata di setiap prefektur mulai gencar mempromosikan pariwisata andalan di tempat masing-masing. Bahwa Jepang bukan hanya Tokyo yang identik dengan shopping atau Disneyland saja yang bisa dikunjungi. Atau Osaka yang mengandalkan Universal Studio-nya.

Seperti yang dilakukan JTB Promotion yang menggandeng tiga prefektur, yakni Gifu, Toyama, dan Nagano, dengan menyelenggarakan Media Familiarization Trip yang bekerja sama dengan maskapai Garuda Indonesia dan Jalan Tour.

Menurut General Manager of Tour and Sales Jalan Tour, Elsa Chandra, arus wisatawan Indonesia memang sempat terhenti pascatsunami. Namun kondisi itu hanya berlangsung sekitar enam bulan.

"Dampak tsunami memang ada, tapi itu hanya sebentar. Tsunami terjadi pada Maret 2011 dan pada bulan Desember atau winter tahun yang sama, tur ke Jepang sudah kembali seperti semula," papar Elsa.

Dia menambahkan, musim dingin, yang bertepatan dengan masa libur Natal dan Tahun Baru memang salah satu masa puncak liburan ke Jepang. "Musim semi, khususnya pada musim sakura yang terjadi sekitar bulan April, juga jadi peak season wisata ke Jepang," lanjut Elsa.

Di luar dua musim itu, sepanjang masa liburan sekolah dan Lebaran, arus kunjungan wisatawan Indonesia ke Jepang juga sangat tinggi. "Tetapi itu memang tren masyarakat kita untuk destinasi lain," kata Elsa.

Elsa mengungkapkan, pada 2013 jumlah pengunjung Indonesia ke Jepang melonjak sangat tinggi. "Dari Januari hingga April saja sudah ada kenaikan 50 persen dibandingkan tahun lalu," ujar dia.

Menurut Elsa, kondisi itu tak lepas dari gencarnya upaya pemerintah Jepang dalam mempromosikan wisata negara itu. "Promosi itu tidak hanya dilakukan pemerintah pusat maupun tourism board, melainkan juga oleh pemerintah provinsi (prefektur) yang cukup aktif mempromosikan daerah masing-masing dengan anggaran pemerintah daerah," papar Elsa.

Di Prefektur Gifu, misalnya, wisatawan bisa mengunjungi kota-kota tua yang indah dengan arstitektur tradisional Jepang yang masih asli, seperti di Gujo dan Takayama. Atau mengagumi keindahan rumah bergaya gassho-zukuri yang sudah berumur ratusan tahun di Shirakawa-go. Di Gujo, wisatawan bisa belajar replika makanan di Gujo.

Prefektur Toyama menawarkan obyek wisata yang berbeda. Di wilayah ini wisatawan disuguhi pemandangan alam yang luar biasa indah. Dengan naik kereta api, wisatawan bisa menikmati keindahan Kurobe Gorge kemudian merasakan sumber air panas yang menyehatkan.

Masih di Toyama, wisatawan bisa merasakan sensasi berjalan di koridor salju yang terhampar di Tateyama Kurobe Alpine Route. Dari hamparan salju di ketinggian lebih dari 2.000 meter di atas permukaan laut itu, perjalanan bisa dilanjutkan ke Kurobe Dam, salah satu bendungan terbesar di Jepang.

Prefektur Nagano menyuguhkan obyek wisata yang berbeda. Pada musim tertentu, pengunjung bisa menikmati pemandangan unik, yaitu monyet muka merah berendam di air panas.

Daio Wasabi Farm bisa menjadi alternatif tempat untuk dikunjungi. Di pertanian wasabi terluas di Jepang ini, pengunjung bisa mencicipi berbagai produk olahan dari wasabi, bumbu dengan cita rasa unik dari Jepang.

Sementara itu, Hakuba Village, yang terkenal dengan wisata musim dinginnya, menawarkan program Muslim Friendly Project. Sekitar 20 hotel mengikuti program yang secara khusus menyediakan fasilitas khusus bagi umat Islam, antara lain ruang shalat dan makanan halal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com