Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenparekraf Dorong Bali Benahi Transportasi Publik

Kompas.com - 10/06/2013, 18:37 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong Pemerintah Provinsi Bali terus membenahi manajemen transportasi publik supaya kemacetan tidak sampai merusak citra pariwisata Pulau Dewata.

"Adanya jalan tol dan ’underpass’ yang sudah selesai dibangun itu sangat membantu, tetapi nanti akan dikejar oleh pertumbuhan kendaraan dan alat-alat transportasi pribadi," kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemenparekraf, Prof I Gde Pitana, di Denpasar, Senin (10/6/2013).

Pitana tidak memungkiri adanya jalan di atas perairan (JDP) yang menghubungkan Pelabuhan Benoa-Bandara Ngurah Rai-Nusa Dua dan "underpass" di Simpang Dewa Ruci, Bali, sebagai prasarana untuk memperlancar lalu lintas. Tetapi keduanya itu bukan satu-satunya solusi mengatasi kemacetan.

"Yang lebih penting adalah perbaikan manajemen transportasi publik, artinya bagaimana mengelola transportasi yang nyaman, terjangkau dan andal untuk masyarakat," ucapnya.

Kalau manajemen transportasi sudah terpenuhi, menurut Pitana, maka kendaraan pribadi bisa dikurangi dengan signifikan. Ia mengajak Bali dapat belajar manajemen transportasi dari Singapura, Korea Selatan, dan Jepang.

"Di Jepang keinginan masyarakatnya untuk membeli mobil dan motor kecil sekali karena transportasi publiknya sudah bagus. Tetapi kalau di Bali sekarang jika tidak punya motor kita tidak akan bisa kemana-mana," katanya.

Pitana juga mencontohkan keberadaan jalan tol di Jakarta yang awalnya kendaraan dapat melaju kencang, saat ini kondisinya memprihatinkan karena kendaraan yang lewat di tol begitu padat.

Sebelumnya Pemprov Bali sudah mengambil langkah menyediakan bus Trans-Sarbagita sebagai bagian pembenahan manajemen transportasi publik yang akan menghubungkan Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar dan Tabanan. Bus yang sudah dioperasikan sejak 2011 ini dinilai cukup mampu mengurangi operasional sepeda motor dan mobil.

Kepala Biro Humas Pemprov Bali, Ketut Teneng mengatakan pengoperasian bus Trans Sarbagita pada 2012  rata-rata setiap hari  mampu mengurangi operasional sepeda motor dan mobil sebanyak 1.449 unit.

Ia mengemukakan jumlah penumpang pada 2011 sebanyak 205.101 orang (rata-rata 1.508 orang per hari), meningkat menjadi 855.580 orang pada 2012 (rata-rata 2.886 orang per hari).

"Pemanfaatan bus Trans Sarbagita oleh 2.886 orang per hari pada 2012 itu menunjukkan bahwa pengoperasian bus berhasil mengurangi kemacetan dan menghemat konsumsi BBM cukup besar," katanya.

Terangkutnya penumpang sebanyak 2.886 orang per hari tersebut, setara dengan pengurangan 1.449 unit kendaraan yang terdiri atas 1.014 unit sepeda motor dan 435 unit mobil. Setiap penumpang Trans Sarbagita cukup membayar Rp 3.500 untuk satu rute koridor, sedangkan bagi pelajar/mahasiswa dikenakan tarif Rp 2.500.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com