Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/06/2013, 15:21 WIB
KOMPAS.com — Pada tanggal 25 Mei 2013, tim Baronda Maluku yang terdiri dari blogger, fotografer, dan videografer menjelajahi Maluku dengan dukungan penuh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Baronda Maluku (bahasa daerah Maluku) yang mempunyai arti "jalan-jalan ke Maluku" mengeksplor keindahan Maluku yang tidak diketahui banyak orang. Kali ini tim Baronda Maluku mengunjungi Ambon Manise.

Ambon adalah ibu kota Provinsi Maluku. Dahulu Ambon dikenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah terbaik dunia. Sampai sekarang pun masih. Selain penghasil rempah-rempah, Ambon juga dikenal lewat keindahan alamnya yang begitu memukau bagi siapa saja yang mengunjunginya.

Kota Ambon terletak di daerah datar, dikelilingi oleh Teluk Ambon yang indah, yang didukung oleh pegunungan hijau subur dan menghadap ke air jernih dan taman karang berwarna-warni dan beraneka ragam spesies.

Kota Ambon juga dikenal sebagai "Ambon Manise" yang berarti Ambon itu manis atau cantik. Nama ini dikarenakan keindahan alam Ambon yang menawan dan keramahan orang di sini, juga dikenal sebagai pulau tropisnya Indonesia.

Sebagai salah satu tempat paling awal di Indonesia yang ditempati oleh kekuasaan kolonial Belanda, Ambon memiliki sejarah yang panjang. Banyak kebudayaan Ambon saat ini telah tercampur warisan Eropa dan masyarakat lokal Ambon.

Di sini kita dapat menemukan benteng tua dan literatur kerajaan lokal yang menelusuri banyak cerita rakyat. Selain itu, Ambon juga tempat berbagai ras, dan rumah bagi berbagai etnis, salah satunya Suku Alifuru asli; juga orang Jawa yang datang ke sini, serta Sumatera, Minahasa, orang-orang Arab yang datang pada abad ke-9. Demikian juga bangsa Eropa, dan China yang pertama datang di abad ke-7 untuk berdagang di daerah makmur pulau rempah-rempah ini.

Pada tahun 2000-an, Ambon sempat mengalami konflik berkepanjangan. Namun, saat ini Ambon merupakan destinasi yang sangat aman. Ketika saya berkeliling dan jalan-jalan di Ambon, masyarakatnya sangat ramah, dan berita yang santer diberitakan akibat konflik sama sekali tidak saya rasakan di sini.

BARRY KUSUMA Patung Martha Christina Tiahahu di Kota Ambon, Maluku.
Salah satu ikon Kota Ambon adalah patung Martha Christina Tiahahu yang merupakan patung penghargaan untuk seorang pahlawan anti-penjajah yang berjuang melawan Belanda bersama ayahnya pada awal abad ke-19. Ketika ayahnya dieksekusi karena mendukung gerakan perlawanan, Martha melanjutkan pertarungan. Namun, dia kelaparan sampai mati ketika ditangkap oleh Belanda.

Untuk mengingat sepak terjang pejuang yang gigih melawan penjajah itu, dibuatlah patung Martha Christina Tiahahu. Letaknya di atas bukit di samping gedung DPRD, menghadap teluk dan Kota Ambon. Lokasi tersebut merupakan spot terbaik untuk memotret. Paling tepat, memotretnya di kala senja.

Berikut beberapa lokasi wisata yang dapat kita kunjungi di Kota Ambon.

1. Patung Pattimura di Lapangan Merdeka
2. Tugu Dolan di Kudamati
3. Tugu Trikora di Urimesing
4. Patung Franciscus Xaverius di Batumeja
5. Rumphius, monumen di Batu Meja
6. Namalatu Beach di Latuhalat
7. Natsepa Indah Beach di Natsepa
8. Santai Beach di Latuhalat
9. Pintu Kota di Airlow
10. Gong Perdamaian Dunia (World Peace Gong)
11. VOC Bunker di Benteng Atas

BARRY KUSUMA Teluk Ambon di Maluku.
Maluku punya Tari Lolyana yang merupakan tradisi dan kebudayaan masyarakat Kepulauan Teon Nila, Serua. Tarian ini mengangkat upacara panen lolak ke dalam bentuk pertunjukan. Umumnya Tari Lolyana ditarikan oleh gadis Ambon Manise. Lolyana sendiri adalah kata umum yang dipakai untuk pekerjaan mengumpulkan salah satu hasil laut, lolak.

Ada juga Tari Gaba-gaba, yang dalam bahasa lokal disebut Tari Saureka Reka. Tari Gaba-gaba ini dibuat sesuai dengan namanya. Gaba-gaba berarti pelepah daun sagu yang sudah kering dan ringan. Ketika panen sagu, batang pohon sagu ditebang untuk diambil patinya. Pati sagu ini merupakan makanan pokok pengganti beras. Pelepah batang ini tidak dibuang begitu saja, tetapi dikumpulkan lalu dikeringkan.

BARRY KUSUMA Teluk Ambon di Maluku.
Saat ini gaba-gaba digunakan sebagai perlengkapan tari. Di Maluku dan wilayah Indonesia timur lain, gaba-gaba juga digunakan sebagai dinding rumah yang bisa bertahan hingga belasan tahun. Gaba-gaba juga dipakai sebagai pengganti kayu untuk memasak. Tarian ini dibawakan oleh anak-anak selagi mereka menunggu orangtuanya panen sagu.

Wisatawan bisa mengunjungi Ambon dengan penerbangan langsung dari Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta) atau penerbangan transit melalui Bandara Sultan Hasanuddin (Makassar), dan Bandara Sultan Babullah (Ternate). Adapun maskapai penerbangan yang tercatat melayani penerbangan ke Ambon adalah Garuda Indonesia, Lion Air, Indonesia AirAsia, Wings Air, dan Sriwijaya Air. (BARRY KUSUMA)

BARRY KUSUMA Tari Lolyana

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Dana Kepariwisataan Ditargetkan Beroperasi pada Pertengahan 2024

Dana Kepariwisataan Ditargetkan Beroperasi pada Pertengahan 2024

Travel Update
Malaysia Masih Urutan 1 Negara Penyumbang Wisman Terbanyak ke Indonesia

Malaysia Masih Urutan 1 Negara Penyumbang Wisman Terbanyak ke Indonesia

Travel Update
Legenda Bukit Batu Garudo di Pesisir Selatan, Konon dari Burung Garuda yang Mati

Legenda Bukit Batu Garudo di Pesisir Selatan, Konon dari Burung Garuda yang Mati

Travel Update
Harga Tiket DTW Ulun Danu Beratan Naik mulai 1 Januari 2024

Harga Tiket DTW Ulun Danu Beratan Naik mulai 1 Januari 2024

Travel Update
Indahnya Panorama bagai Surga di Puncak Bukit Batu Garudo, Pesisir Selatan

Indahnya Panorama bagai Surga di Puncak Bukit Batu Garudo, Pesisir Selatan

Jalan Jalan
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Solo PP Desember 2023, mulai Rp 746.000

Harga Tiket Pesawat Jakarta-Solo PP Desember 2023, mulai Rp 746.000

Travel Update
Rute ke Jembatan Akar di Sayegan, Sekitar 30 Menit dari Tugu Jogja

Rute ke Jembatan Akar di Sayegan, Sekitar 30 Menit dari Tugu Jogja

Travel Tips
Sunrise Hill Bandungan: Harga Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik 

Sunrise Hill Bandungan: Harga Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik 

Jalan Jalan
Keindahan Jalan Raya Penelokan Kintamani, Lokasi Minimarket dengan Panorama Indah di Bali

Keindahan Jalan Raya Penelokan Kintamani, Lokasi Minimarket dengan Panorama Indah di Bali

Jalan Jalan
Jembatan Akar di Sayegan Yogyakarta, Spot Estetis untuk Foto

Jembatan Akar di Sayegan Yogyakarta, Spot Estetis untuk Foto

Jalan Jalan
Sandiaga Targetkan 200-250 Juta Pergerakan Wisnus Saat Nataru 2024

Sandiaga Targetkan 200-250 Juta Pergerakan Wisnus Saat Nataru 2024

Travel Update
Penumpang KRL di Stasiun Tugu Yogyakarta Kini Punya Pintu Keluar-Masuk Khusus

Penumpang KRL di Stasiun Tugu Yogyakarta Kini Punya Pintu Keluar-Masuk Khusus

Travel Update
Gunung Marapi Meletus, Sandiaga Optimistis Wisata Minat Khusus Tidak Terdampak

Gunung Marapi Meletus, Sandiaga Optimistis Wisata Minat Khusus Tidak Terdampak

Travel Update
6 Tempat Glamping di Semarang buat Liburan Akhir Tahun 

6 Tempat Glamping di Semarang buat Liburan Akhir Tahun 

Jalan Jalan
Mengapa Masih Ada Pendakian Saat Gunung Marapi Meletus?

Mengapa Masih Ada Pendakian Saat Gunung Marapi Meletus?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com